Puisi: Menyambut Kelahiran (Karya Raudal Tanjung Banua)

Puisi "Menyambut Kelahiran" karya Raudal Tanjung Banua menggambarkan dengan indah dan sederhana momen ketika seorang anak lahir ke dunia dan ...
Menyambut Kelahiran
(– Anakku, Nahya atau Tsabit)


Kusambut kelahiranmu, anakku
dengan menggambar peta
buta. Tanpa skala. Tak ada kota-kota. Tak ada
tanda dan nama-nama. Kuharap
lapang matamu memandang: Laut dan gunung
tak kuwarnai, biru melulu
mengharuku. Danau dan sungai
tak kutandai, ketenangan dan kesunyiannya
telah menjadi tanda sendiri dalam dada. Kuharap
lantang tangismu bergema, hingga kota-kota,
tanda dan nama-nama, lahir dari ketakjuban
dan keheranan pertamamu melihat dunia
warna-warna dan air mata
lahir dari asal-mula sederhana; tangismu
dan tangis ibumu.

Di seberangnya aku melambai
menantimu.


Yogyakarta, 2001

Analisis Puisi:
Puisi "Menyambut Kelahiran" karya Raudal Tanjung Banua adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan proses menyambut kelahiran seorang anak. Puisi ini mengungkapkan sejumlah makna dan pesan melalui bahasa yang sederhana dan gamblang.

Gambarkan Proses Kelahiran: Puisi ini menggambarkan suasana saat kelahiran anak, ketika seorang ibu melahirkan anaknya. Saat itu, sang ayah menyambut kelahiran anaknya dengan cara yang unik, yaitu dengan menggambar peta buta tanpa skala. Ini menciptakan gambaran kreatif tentang pengalaman ayah saat menyambut kelahiran anaknya.

Peta Buta: Peta buta yang digambarkan dalam puisi ini merupakan metafora yang kuat. Hal ini mewakili ketidakpastian dan ketidakjelasan yang seringkali ada saat menyambut kelahiran anak. Tanpa skala, kota-kota, tanda, atau nama-nama, peta tersebut mencerminkan ketidakmungkinan mengukur atau memprediksi sepenuhnya apa yang akan terjadi.

Biru dan Air: Warna biru dan referensi terhadap laut dan gunung dalam puisi ini menciptakan suasana ketenangan dan kesunyian. Mereka menggambarkan keadaan yang damai, ketika anak masih dalam kenyamanan rahim ibunya sebelum melihat dunia luar.

Tangis Pertama: Tangisan pertama anak merupakan pengalaman yang kuat. Puisi ini menekankan betapa pentingnya tangisan itu, yang pada akhirnya akan membantu menciptakan kota-kota, tanda-tanda, dan nama-nama di dunia yang baru bagi sang anak.

Proses Persalinan: Meskipun puisi ini tidak secara rinci menjelaskan proses persalinan, ia menggambarkan bagaimana ayah bersiap untuk menyambut anaknya dan mengalami berbagai perasaan saat melihat anaknya lahir ke dunia.

Kesunyian dan Keheranan: Kata-kata "ketakjuban" dan "keheranan pertama" menunjukkan bahwa kelahiran anak adalah saat yang penuh dengan misteri dan keajaiban. Kedua orang tua merasa takjub dengan munculnya anak mereka ke dunia.

Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan dengan indah dan sederhana momen ketika seorang anak lahir ke dunia dan bagaimana ayahnya merenungkannya melalui peta buta yang penuh makna. Puisi ini memperingatkan kita akan keajaiban kehidupan manusia dan pengalaman menyambut kelahiran dengan penuh haru dan penghormatan.

Puisi: Menyambut Kelahiran
Puisi: Menyambut Kelahiran
Karya: Raudal Tanjung Banua
© Sepenuhnya. All rights reserved.