Puisi: Angin (Karya Linus Suryadi AG)

Puisi "Angin" menggambarkan perjalanan spiritual atau pencarian makna hidup dengan menggunakan simbol angin dan merangkai kata-kata yang singkat ...
Angin
(Bima)


Aku tak sesat lagi di samodra raya
-- mengikuti petunjuk guru Dorna
angin batinku menghembus raga --
Dan aku pun menjelajah alam semesta.


1977

Sumber: Perkutut Manggung (1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Angin" karya Linus Suryadi AG adalah sebuah karya sastra yang singkat namun sarat dengan makna filosofis. Dengan hanya beberapa baris, penyair berhasil merangkai kata-kata yang mengundang pembaca untuk merenung tentang perjalanan roh dan pencarian makna hidup.

Simbolisme Angin: Penyair menggunakan angin sebagai simbol perjalanan spiritual atau pencarian makna hidup. Angin di sini mewakili kekuatan batin yang membimbing perjalanan pencari kebenaran. Metafora ini dapat diartikan sebagai perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan alam semesta.

Petunjuk Guru Dorna: Referensi terhadap petunjuk dari "guru Dorna" menambah dimensi spiritual puisi ini. Guru Dorna bisa dianggap sebagai simbol guru spiritual atau panduan yang memberikan arahan dan petunjuk kepada pencari kebenaran. Petunjuk ini menjadi landasan bagi perjalanan rohnya.

Pembebasan dari Kesesatan: Baris "Aku tak sesat lagi di samodra raya" mencerminkan pembebasan dari kebingungan atau kesesatan. Pencari telah menemukan jalan yang benar dan tidak tersesat lagi di lautan kehidupan. Samodra raya di sini bisa diartikan sebagai dunia atau kehidupan ini.

Pertautan Ruh dan Raga: Angin batinku yang "menghembus raga" menyoroti hubungan antara dimensi rohaniah dan jasmani. Ada kesatuan di antara keduanya, dan angin yang menciptakan hubungan ini dapat diartikan sebagai inspirasi, kebijaksanaan, atau kekuatan batin yang memengaruhi dan membentuk aspek fisik manusia.

Jelajah Alam Semesta: Baris terakhir, "Dan aku pun menjelajah alam semesta," menunjukkan ekspansi pemahaman dan kesadaran sang penyair. Pencarian makna hidupnya tidak terbatas pada lingkup tertentu, melainkan melibatkan eksplorasi seluruh alam semesta, mungkin sebagai metafora untuk penemuan yang tak terbatas.

Kesederhanaan dan Kekuatan Kata: Puisi ini memperlihatkan kekuatan penyair dalam menyampaikan pemikiran kompleks dengan kata-kata yang sederhana. Setiap kata dipilih dengan cermat, memberikan kesan ringkas namun penuh makna.

Secara keseluruhan, puisi "Angin" menggambarkan perjalanan spiritual atau pencarian makna hidup dengan menggunakan simbol angin dan merangkai kata-kata yang singkat namun dalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti hidup dan perjalanan pencarian batin.

Linus Suryadi AG
Puisi: Angin
Karya: Linus Suryadi AG

Biodata Linus Suryadi AG:
  • Linus Suryadi AG lahir pada tanggal 3 Maret 1951 di dusun Kadisobo, Sleman, Yogyakarta.
  • Linus Suryadi AG meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1999 (pada usia 48 tahun) di Yogyakarta.
  • AG (Agustinus) adalah nama baptis Linus Suryadi sebagai pemeluk agama Katolik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.