Sumber: Tebaran Mega (1935)
Analisis Puisi:
Puisi "Kepada Anakku" karya Sutan Takdir Alisjahbana mengungkapkan nuansa emosional dan introspektif dari seorang ayah yang merenungkan hubungannya dengan anaknya.
Bagian Pertama: Puisi dimulai dengan nada kesedihan dan kehilangan. Ayah merenungkan kepergiannya sendiri, mungkin dalam sebuah perjalanan atau pengalaman yang mengubah keadaan keluarganya. Ayah merasa ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya, meninggalkan keluarga mereka "sepi berempat". Dia bertanya-tanya mengapa anaknya terus bergembira dan tertawa tanpa menyadari kepergian ibunya. Kesedihan dan kebingungan ayah tercermin dalam baris-baris yang penuh dengan pertanyaan retoris dan penyesalan.
Bagian Kedua: Bagian kedua puisi menampilkan pemandangan alam yang indah, yang berbeda dengan suasana hati ayah. Meskipun ayah merenungkan kehidupan dan kehilangan, alam terus bergerak maju. Dia mencermati kehidupan yang berlangsung di sekitarnya, dengan bunga-bunga yang berkembang dan dedaunan yang gugur. Ayah merenungkan keindahan alam dan mengaitkannya dengan siklus kehidupan yang terus berlanjut.
Tema Utama: Puisi ini menyoroti kontras antara perasaan manusia dan keabadian alam. Ayah merenungkan kesedihannya atas kepergian dan kehilangan, sementara alam terus bergerak maju dengan siklus kehidupannya. Ada rasa kebingungan, kesepian, dan penyesalan dalam penggalan pertama, sementara penggalan kedua mencerminkan keindahan alam yang tetap berlanjut meskipun manusia mengalami penderitaan.
Puisi "Kepada Anakku" menggambarkan perasaan yang kompleks dari seorang ayah yang merenungkan kehidupannya, kehilangan yang dia rasakan, dan kontrasnya dengan keabadian alam. Puisi ini adalah sebuah penggambaran yang mengharukan tentang perasaan manusia yang rapuh di hadapan kekuatan alam yang tak terbatas. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara manusia dan alam, serta perjalanan emosional dalam kehidupan.
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana
Biodata Sutan Takdir Alisjahbana:
- Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
- Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
- Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.