Puisi: Kota yang Kehilangan Puisi (Karya Toto ST Radik)

Puisi "Kota yang Kehilangan Puisi" karya Toto ST Radik menggambarkan keadaan sebuah kota yang mengalami kemerosotan spiritual, kekacauan, dan ...
Kota yang Kehilangan Puisi

Ini kota makin sempoyongan

serupa orang renta
mabuk kecubung
oleng dan meracau

Sepanjang siang sepanjang malam

suaranya seperti erang
kucing kawin di waktu yang keliru
amboi, kotaku yang sial

Kota yang kehilangan puisi.

Serang, 3 Oktober 2012

Analisis Puisi:
Puisi "Kota yang Kehilangan Puisi" karya Toto ST Radik menghadirkan gambaran yang kuat tentang keadaan sebuah kota yang mengalami kemerosotan spiritual dan keindahan.

Keadaan Kota yang Merosot: Penyair menggunakan gambaran fisik kota untuk menciptakan citra kemerosotan. Kata-kata seperti "sempoyongan", "renta", "mabuk kecubung", "oleng", dan "meracau" menggambarkan sebuah kota yang kehilangan arah, keindahan, dan stabilitas. Ini mencerminkan kondisi kota yang mungkin mengalami perubahan sosial, ekonomi, atau politik yang merugikan.

Suasana Kacau dan Tidak Teratur: Puisi ini menyoroti suasana yang kacau dan tidak teratur dalam kota tersebut. Penyair menggunakan gambaran suara erang kucing kawin di waktu yang keliru untuk menunjukkan kekacauan dan kebingungan yang melanda. Ini menciptakan suasana yang tidak nyaman dan membingungkan bagi penduduk kota.

Kehilangan Identitas Budaya: Judul puisi, "Kota yang Kehilangan Puisi", memberikan petunjuk tentang tema sentral dari karya sastra ini. Puisi mengungkapkan kehilangan identitas budaya dan kreativitas dalam kota yang mungkin dulu dipenuhi dengan keindahan dan inspirasi. Kehilangan puisi di sini mungkin melambangkan kehilangan kehidupan rohani dan keindahan estetika dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa yang Konkret dan Padat: Penyair menggunakan bahasa yang konkret dan padat untuk menggambarkan keadaan kota dengan kuat dan efektif. Kata-kata yang dipilih dengan cermat menghasilkan gambaran yang jelas tentang kemerosotan dan kekacauan yang terjadi di kota tersebut.

Kritik Sosial dan Kemanusiaan: Puisi ini dapat dilihat sebagai sebuah kritik sosial terhadap kondisi kota modern yang seringkali kehilangan esensi kemanusiaan dan keindahan dalam kehidupan sehari-hari. Penyair mungkin ingin menyoroti pentingnya memelihara budaya, keindahan, dan martabat manusia di tengah-tengah modernisasi dan perkembangan yang sering kali membawa dampak negatif.

Puisi "Kota yang Kehilangan Puisi" karya Toto ST Radik adalah sebuah karya yang menggambarkan keadaan sebuah kota yang mengalami kemerosotan spiritual, kekacauan, dan kehilangan identitas budaya. Melalui gambaran yang kuat dan bahasa yang padat, penyair berhasil menggambarkan suasana yang memprihatinkan namun mengundang refleksi tentang nilai-nilai kemanusiaan dan keindahan dalam kehidupan modern.

"Puisi Toto ST Radik"
Puisi: Kota yang Kehilangan Puisi
Karya: Toto ST Radik
© Sepenuhnya. All rights reserved.