Titik
Apakah cinta senantiasa titik?
Air di lautan air di daratan ditarik
matahari khatulistiwa menuju awan-awan
berarak mega-mega melebur dalam kesetiaan
memberat mendung jatuhlah hujan
sedang kau aku berteduh di bawah pohon khuldi
sedang aku kau pandang penuh mengerti
isyarat-isyarat yang berkelebat menjadi
kau aku bercermin kepada genangan sisa air hujan
aku kau tunjukkan betapa matamu yang
penuh hujan lantaran sedih ataukah bahagia
kembali terbaca oleh yang
terkaca di jendela kamar antara
bayangan kau aku dan hujan saling
menindih sehingga darah kau aku mendidih
bukan lantaran amarah
tetapi? cinta ini memang tidak mau titik
sehingga kata-kata mencari makna baru
di antara titik-titik air hujan di lautan dan di daratan
dan hujan airmata kau aku yang
bernama duka dan bahagia.
Yogyakarta, 16 Juni 2012
Karya: Abdul Wachid B. S.