Puisi: Jubah (Karya Mardi Luhung)

Puisi: Jubah Karya: Mardi Luhung
Jubah
(: belajar dari al-busairi)


Kaulah matahari. Kaulah bulan. Kaulah awan, gunung, dan udara. Kaulah yang membuat yang ada jadi merunduk. Menyebut namamu. Menyebut dengan suara lirih atau patah-patah. Suara yang terdahulu atau yang terkemudian. Seperti suara si terusir ketika mesti bersujud. Membenamkan wajah ke pasir.

Untuk menunggu kapan langkahmu melintas. Langkah yang pernah membelah waktu dan menjahitnya ulang. Langkah yang pernah memanjat tujuh lapis ketinggian. Lalu, kembali turun ke tempat asal. Tempat yang semerbak dengan aroma kasturi. Tempat yang meruah dengan sepasang janji dan kesaksian.

Yang membuat si pendusta bersedia untuk sekali saja berkata jujur. Meski, setelah itu kembali berkobar. Dan kembali lagi menjulang. Seakan ingin menyergapi bebintangan. Bebintangan yang dalam senyummu menjelma jadi hasrat yang tak sudi mundur. Hasrat yang mencari, di mana nanti kau sampirkan jubah itu.

Jubah yang membuat si lumpuh seketika terhenyak dan menegak. Terus memuji: ”Apa karena mengingatmu, sampai mata ini basah bercampur darah, hai, hai.”


Gresik, 2017

Puisi: Jubah
Puisi: Jubah
Karya: Mardi Luhung
© Sepenuhnya. All rights reserved.