Analisis Puisi:
Puisi "Denhag di Tengah November" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan suasana November di Den Haag (Holland).
Citra dan Atmosfer: Puisi ini menggambarkan suasana musim gugur di Den Haag, dengan daun-daun yang gugur dan langit yang abu-abu, memberikan kesan musim dingin dan gerimis.
Penggambaran Gereja: Puisi ini menunjukkan gambaran gereja yang berubah menjadi ruang pengadilan, dengan menampilkan yesus dan bunda maria. Ini mungkin adalah simbol tentang perubahan fungsi tempat ibadah di tengah kota yang berbeda dari kenyataan keberagamaan di tempat lain.
Perbandingan Konteks Kultural: Dibandingkan dengan negara asalnya, penyair menunjukkan perbedaan dalam praktik agama dan cara hidup di Den Haag. Meskipun menyebutkan bahwa gereja di sana berubah menjadi ruang pengadilan, mungkin menekankan perbedaan budaya dan tatanan sosial antara tempat asal dan Den Haag.
Menggambarkan Kesendirian: Dengan kalimat terakhir, "halo, pasporku tertinggal..." mungkin merujuk pada kesendirian atau kebingungan yang dirasakan penyair di tempat yang asing, merujuk pada perasaan kehilangan atau ketidakberdayaan.
Puisi ini menciptakan gambaran musim gugur di Den Haag dan menunjukkan perbedaan budaya, khususnya dalam konteks religius dan sosial. Selain itu, puisi ini juga mengekspresikan perasaan kesendirian atau kebingungan di lingkungan yang asing.