Puisi: Denhag di Tengah November (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Denhag di Tengah November" karya Isbedy Stiawan ZS mengekspresikan perasaan kesendirian atau kebingungan di lingkungan yang asing.
Denhag di Tengah November


jika kau datang pada november, seperti
ini kota menyambutmu: daun-daun gugur
dan berserak di sepanjang jalan, pohon
menyisakan ranting. juga langit tak 
pernah putih, gerimis menyempurnakan
gigilmu

tapi lonceng dari menara gereja tak akan
alpa mengingatkanmu; Tuhan maha tinggi
dari segala yang ada di bumi. cuma, di 
sini, jemaat tak seramai di negaramu
dan tak mesti dijaga aparat

bahkan, sebuah gereja di denhag berubah
jadi ruang pengadilan. yesus mengawasi
dari atas mihrab, dan bunda maria 
menimang putranya di dinding kiri - keduanya
amat setia pada gembalanya - tiada
prasangka

halo, pasporku tertinggal...


12 November 2015

Analisis Puisi:
Puisi "Denhag di Tengah November" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan suasana November di Den Haag (Holland).

Citra dan Atmosfer: Puisi ini menggambarkan suasana musim gugur di Den Haag, dengan daun-daun yang gugur dan langit yang abu-abu, memberikan kesan musim dingin dan gerimis.

Penggambaran Gereja: Puisi ini menunjukkan gambaran gereja yang berubah menjadi ruang pengadilan, dengan menampilkan yesus dan bunda maria. Ini mungkin adalah simbol tentang perubahan fungsi tempat ibadah di tengah kota yang berbeda dari kenyataan keberagamaan di tempat lain.

Perbandingan Konteks Kultural: Dibandingkan dengan negara asalnya, penyair menunjukkan perbedaan dalam praktik agama dan cara hidup di Den Haag. Meskipun menyebutkan bahwa gereja di sana berubah menjadi ruang pengadilan, mungkin menekankan perbedaan budaya dan tatanan sosial antara tempat asal dan Den Haag.

Menggambarkan Kesendirian: Dengan kalimat terakhir, "halo, pasporku tertinggal..." mungkin merujuk pada kesendirian atau kebingungan yang dirasakan penyair di tempat yang asing, merujuk pada perasaan kehilangan atau ketidakberdayaan.

Puisi ini menciptakan gambaran musim gugur di Den Haag dan menunjukkan perbedaan budaya, khususnya dalam konteks religius dan sosial. Selain itu, puisi ini juga mengekspresikan perasaan kesendirian atau kebingungan di lingkungan yang asing.

Puisi
Puisi: Denhag di Tengah November
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.