Puisi: Gerimis Jatuh di Kota yang Rapuh (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Gerimis Jatuh di Kota yang Rapuh" karya Isbedy Stiawan ZS menciptakan gambaran tentang kegelapan dan kesendirian dalam suasana kota yang rapuh.
Gerimis Jatuh di Kota yang Rapuh

Senja kering. Lampu saat padam. Kulihat parasmu
menunduk, membuang senyum! Ah! Ini kali baru dimulai
cerita tentang sesuatu yang gelap. Jalan penuh pagar dan
ratusan mulut senapan menganga ketika
gerimis jatuh
di dalam kota yang rapuh

Barangkali, seperti senja yang lain, kota akan
selalu mencatat keluh ini dan merekam parasmu yang
tertunduk. Lantas, malam-malam panjang akan
melelapkanmu. Di antara riuh nyamuk dan kipas angin…

Barangkali, seperti senja yang kemarin, kau
hanya sekali tersenyum. Sesudah itu, gerimis akan
mewarnai parasmu. Gerimis akan merekam suara
belati yang melangkah di tubuhmu,

sampai ke paling gumam:
diam, diam…

Karena itu, sebelum lampu kembali menyala
dan kaca jendela mengirimkan kabar dari dunia lain
peluklah kegelapan ini. Kecuplah keraguan ini. Senja
yang melangkah, yang kering!

10-16 Maret 2002

Analisis Puisi:

Puisi "Gerimis Jatuh di Kota yang Rapuh" karya Isbedy Stiawan ZS menggambarkan suasana gelap dan melankolis dalam sebuah kota yang rapuh, di mana kegelapan dan keraguan menyelimuti pikiran dan jiwa.

Atmosfer Melankolis: Puisi ini menciptakan suasana yang gelap dan melankolis sejak awal. Bahkan senja, yang biasanya dianggap sebagai waktu yang indah, digambarkan sebagai kering dan penuh kegelapan. Lampu yang padam dan paras yang tertunduk menunjukkan suasana yang suram dan penuh kehampaan.

Kota yang Rapuh: Kota dalam puisi ini digambarkan sebagai tempat yang rapuh dan rentan. Ini mungkin mencerminkan ketidakstabilan sosial, politik, atau emosional yang ada dalam masyarakat. Gerimis yang jatuh menunjukkan suasana yang suram dan muram, seperti akan ada hal yang buruk yang akan terjadi.

Kehampaan dan Kesendirian: Tokoh dalam puisi ini merasakan kehampaan dan kesendirian yang mendalam. Gerimis yang jatuh menjadi simbol dari kesedihan dan kekosongan yang dirasakan oleh tokoh di tengah suasana kota yang suram dan tak menentu.

Perasaan Gelap yang Mendalam: Puisi ini menciptakan gambaran tentang ketidakpastian dan kegelapan yang mendalam dalam pikiran tokoh. Dia merasa terperangkap dalam suasana yang tidak menyenangkan dan tidak memiliki harapan untuk perubahan yang lebih baik.

Pembebasan dalam Kegelapan: Meskipun suasana puisi penuh dengan kegelapan dan ketidakpastian, tokoh diimbau untuk memeluk kegelapan dan keraguan itu sendiri. Ini mungkin merupakan panggilan untuk menerima keadaan yang ada dan menemukan kedamaian dalam kegelapan.

Puisi "Gerimis Jatuh di Kota yang Rapuh" karya Isbedy Stiawan ZS menciptakan gambaran tentang kegelapan dan kesendirian dalam suasana kota yang rapuh. Ini adalah cerminan yang kuat dari keadaan emosional dan sosial yang rumit dalam kehidupan modern.

Puisi
Puisi: Gerimis Jatuh di Kota yang Rapuh
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.