Puisi: Dengan Angin (Karya Frans Nadjira)

Puisi: Dengan Angin Karya: Frans Nadjira
Dengan Angin


Percakapan bukan ombak yang gelisah
Aku menggigil karena malam memanggilmu.  
"Kita tak bisa melarikan diri dari takdir."
"Tapi aku tak paham apa takdirku."

Belum selesai. Apakah percakapan ini penting?
Kita haus bicara seperti minum air laut.
Kita tidak berhenti di sini. Kita teguk sepuasnya
Kita berada tepat di bawah jembatan
Yang menghubungkan takdirmu dan takdirku.

Udara beku dan lembab. Aku terbangun
Aku terbangun pagi hari tercekik oleh batukmu.
Aku terjaga sepanjang malam. Aku takut suara laut.
"Mari, kuajari memasuki pintu-pintu deruku."
"Tidak, aku temukan pintu-pintuku sendiri."

Tanpa pernah tidur semenit pun
Sepanjang malam kau tebas pepohonan.
Sepanjang malam kau memacu kuda liarmu
Ringkiknya suara-suara ganas menggelepar di udara.

Kita sudahi percakapan ini. Aku tak punya apa-apa.
Jangan lepaskan kuda-kudamu di laut luas
Setelah tengah malam, tinggalkan aku menatap langit.
Aku ingin hari yang berbeda, percakapan yang berbeda
Mencari pintu takdirku, membaca tanda-tanda langitku.




Frans Nadjira
Puisi: Dengan Angin
Karya: Frans Nadjira

Biodata Frans Nadjira
  1. Frans Nadjira lahir pada tanggal 3 September 1942 di Makassar, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.