Analisis Puisi:
Puisi "Mencari Suasana" karya Sri Hartati menggambarkan perjalanan spiritual seseorang yang mencari kekuatan dan harapan dalam suasana yang berubah-ubah.
Pengharapan di Tengah Kegelapan: Penyair menggambarkan bagaimana pengharapan selalu digantungkan kepada kelam, yang menunjukkan bahwa harapan seringkali muncul di tengah-tengah kesulitan dan kegelapan hidup. Pada saat fajar datang, harapan tersebut menyala kembali, memberi semangat untuk menghadapi hari yang baru.
Kenangan yang Mencerahkan: Puisi ini menyoroti pentingnya kenangan yang cerah dalam menghadapi masa-masa sulit. Meskipun suasana telah berubah menjadi asing, kenangan akan suasana akrab di hari-hari sebelumnya membantu menjaga semangat dan kegembiraan hidup.
Perjalanan Menuju Kebahagiaan: Penyair menggambarkan perjalanan spiritual dalam mencari kebahagiaan di tengah kegelapan. Meskipun terdapat kekosongan dan pengungsian harapan, keberadaan harapan dan ingatan akan suasana yang membawa kejernihan hati membantu mereka melalui saat-saat sulit.
Perubahan dan Keteguhan: Puisi ini menyoroti perubahan yang tak terhindarkan dalam kehidupan, namun juga menekankan pentingnya keteguhan dan semangat dalam menghadapinya. Meskipun suasana berubah dan waktu terasa bergerak lambat, kejernihan hati dan semangat yang diberikan oleh kenangan akan membawa seseorang melalui masa-masa sulit.
Kesadaran akan Kehidupan yang Sebenarnya: Akhir puisi menegaskan bahwa suasana hati yang sebenarnya adalah refleksi dari ingatan jernih tentang pengalaman hidup. Fajar yang datang tanpa bayang-bayang melambangkan kejernihan dan kesadaran akan kehidupan yang sebenarnya.
Dengan demikian, puisi "Mencari Suasana" adalah sebuah puisi yang menyoroti perjalanan spiritual seseorang dalam mencari kekuatan dan harapan di tengah perubahan dan kegelapan hidup.
Puisi: Mencari Suasana
Karya: Sri Hartati
Biodata Sri Hartati:
- Sri Hartati lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 3 Desember 1954 dan wafat 7 Maret 2001. Alumnus Arsitektur Lenskap Universitas Trisakti Jakarta. Kegiatan di bidang sastra dimulai dengan mengarang cerpen dan puisi pada tahun 1981. Karya-karyanya dimuat dalam sejumlah media cetak, antara lain Harian Merdeka, Pos Kota Minggu, Bisnis Indonesia Minggu. Karya-karyanya telah dibukukan dalam Trotoar (1997), Monolog Tengah Malam (1997), Gerbong (1998), Orang-orang Sakit (1999), dan Equator (2011).
- Sri Hartati pernah menjadi wartawan tabloid Fokus Makassar. Selain itu juga pernah mengasuh bulletin intern seni budaya Koridor yang diterbitkan oleh Yayasan Cempaka Kencana.
- Selain menggeluti sastra juga berkreativitas di dunia seni rupa. Ia banyak menghasilkan lukisan sebagai media ekspresi bagi puisi-puisinya, dengan kata lain puisi dan lukisannya merupakan refleksi timbal balik. Pada tanggal 25-31 Oktober 1997 pernah menggelar pameran tunggal di Bentara Budaya Yogyakarta dengan tema Puisi dalam Kanvas.