Puisi: Sepeda Tua (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Sepeda Tua" menggambarkan perjalanan hidup seseorang, mulai dari masa kecil yang penuh kegembiraan hingga kehilangan yang terasa pahit.
Sepeda Tua


sepeda tua di sudut kelam
berapa kali musim rindu
mendera rentamu

pada putaran jeruji waktu
kaki mungil mengayuh angin
harapan menjadi kenangan
pada senja yang pikun

alangkah indah masa bocah
betapa ramah sepeda itu
menemani kenakalanmu
merambah halaman seputar rumah
hingga suatu waktu kakimu patah
jatuh dari sepeda tua itu

sungguh segar rasa sakit di akhir senja
tapi betapa perih tangis pertama
saat ibu tersenyum menyambutmu
kita terlalu dungu menyelami keberadaan
hingga tak tahu akan kemana setelah itu

di sudut kelam hanya sepeda tua
meringkuk dalam rindu yang berkarat
hanya kepadamu.

1995

Analisis Puisi:
Puisi "Sepeda Tua" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya yang menghadirkan gambaran nostalgia dan introspektif terhadap masa kecil, kehilangan, serta simbolisme dari sepeda tua sebagai objek yang memancarkan kenangan.

Sepeda Tua Sebagai Metafora Kehidupan: Sepeda tua digunakan sebagai metafora kehidupan, yang pada awalnya mewakili masa kecil yang penuh keceriaan dan kebebasan. Sepeda tua menjadi sahabat dan teman setia pada masa itu, menjadi alat untuk menjelajahi dunia di sekitar rumah dan merasakan kegembiraan bocah.

Perubahan dalam Hidup: Namun, pada suatu titik, sepeda tua juga mewakili kehilangan dan perubahan yang terjadi. Patahnya kaki dan jatuh dari sepeda tua menjadi simbol dari akhir dari masa kecil yang menyenangkan. Kejadian itu menandai pertama kalinya terasa sakit dan kepedihan hidup yang sebenarnya.

Nostalgia dan Kenangan yang Berkarat: Puisi ini menggambarkan sudut gelap di mana sepeda tua terlupakan dan teronggok dalam kesenduan. Ini adalah simbol dari kenangan yang berkarat, yang meskipun terkubur dalam waktu, masih tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan.

Kehadiran Kenangan yang Tetap Dikenang: Puisi ini menggarisbawahi kerapuhan manusia dalam memahami kehidupan dan takdirnya. Sepeda tua menjadi simbol kehilangan masa kecil yang tak tergantikan, tetapi tetap menyisakan kenangan manis yang tidak akan pernah pudar.

Puisi "Sepeda Tua" karya Wayan Jengki Sunarta adalah kisah singkat yang menggambarkan perjalanan hidup seseorang, mulai dari masa kecil yang penuh kegembiraan hingga kehilangan yang terasa pahit. Sepeda tua sebagai objek dalam puisi ini menjadi representasi simbolis dari berakhirnya masa kecil yang tak kembali. Ia memperlihatkan bagaimana kenangan masa lalu tetap berdiam dalam sudut gelap kehidupan, menjadi bagian tak terpisahkan yang menyiratkan rasa rindu dan nostalgia.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Sepeda Tua
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.