Puisi: Tanda (Karya Harijadi S. Hartowardojo)

Puisi "Tanda" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan perasaan kebingungan, ketidakpastian, dan kegelisahan seseorang yang mungkin menghadapi ...
Tanda

Rindu oleh keengganan tidur ia
Oleh kelelapan ia hentikan segala kerusuhan
Barangkali Tuhan bisa juga. Tapi bagaimana?
Penyair akan lari ke dalam sajaknya. Di sinilah
Aku terpaksa berhenti. Penaku tumpul terlalu.
Rindu oleh keengganan aku mati malu
Ia di sana kurus tak tahu jalan. Enggan berpikir.
Kawannya bikin tanda bahaya pada pintu, berkabung!

Sumber: Luka Bayang (1964)

Analisis Puisi:

Puisi "Tanda" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan perasaan kegelisahan, kebingungan, dan ketidakpastian seseorang yang mungkin sedang menghadapi situasi sulit atau penuh tekanan.

Gagasan Tentang Rindu dan Keengganan: Penyair mengawali puisi dengan menciptakan suasana keengganan terhadap tidur. Ini bisa menunjukkan perasaan gelisah atau kekhawatiran yang mengganggu kedamaian seseorang. Rindu, dalam konteks ini, mungkin mengacu pada keinginan untuk beristirahat atau mencari ketenangan, namun hal itu dihentikan oleh ketidakmampuan seseorang untuk tidur.

Dilema Spiritual: Penyair menyebutkan kemungkinan campur tangan Tuhan dalam situasi yang sulit. Namun, pertanyaan "Tapi bagaimana?" menunjukkan ketidakpastian atau kebingungan akan jalan keluar yang tepat. Ini mencerminkan dilema spiritual atau pencarian makna yang mungkin dialami oleh tokoh dalam puisi ini.

Penyair sebagai Pelarian: Penyair melarikan diri ke dalam sajaknya untuk mencari jawaban atau pelarian dari ketidakpastian dan kebingungannya. Ini mencerminkan peran kreativitas dan puisi sebagai tempat penyair mencurahkan perasaan dan pemikirannya.

Gambaran Kehidupan: Puisi menggambarkan seseorang yang kurus dan kehilangan arah, mungkin secara harfiah atau sebagai metafora keadaan emosionalnya. Tanda bahaya pada pintu dan perasaan berkabung menunjukkan bahwa tokoh mungkin berada dalam situasi yang penuh tekanan atau kegelisahan.

Kesan Akhir: Puisi berakhir dengan kalimat "Kawannya bikin tanda bahaya pada pintu, berkabung!" yang menegaskan suasana kesedihan atau kekhawatiran yang mungkin dialami tokoh dalam puisi ini. Tanda bahaya menunjukkan bahwa tokoh mungkin berada dalam bahaya atau situasi sulit yang mengancam kehidupannya.

Puisi "Tanda" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan perasaan kebingungan, ketidakpastian, dan kegelisahan seseorang yang mungkin menghadapi situasi sulit dalam kehidupannya. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang mendalam, penyair berhasil mengekspresikan kompleksitas emosi dan pemikiran tokoh dalam puisi ini.

Harijadi S. Hartowardojo
Puisi: Tanda
Karya: Harijadi S. Hartowardojo

Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
  • Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
  • Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.