Puisi: Ibu (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Ibu" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah penghormatan yang indah terhadap peran seorang ibu dalam kehidupan seseorang.
Ibu


tak perlu kau risau, ibu
jejak langkah cintaku telah terhenti di sini
selalu saja ada bagian dari keheninganku
yang lindap

ibu, dengan kasih apa kau asuh aku
belajar paham akan cinta bumi
yang mempersembahkan ketulusan hati
bagi mereka yang selalu merasa lapar

jalan mana lagi mesti kutempuh
sebagai pecinta sekaligus pesakitan
aku telah merasa paham
sebagai bagian dari semesta alam

biarlah aku di sini, ibu
tak perlu kau risaukan lagi aku


1996

Sumber: Impian Usai (2007)

Analisis Puisi:
Puisi adalah ekspresi puitis dari perasaan yang dalam, dan puisi "Ibu" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah ungkapan yang sarat dengan rasa hormat, kasih sayang, dan refleksi tentang hubungan seorang anak dengan ibunya serta peran ibu dalam kehidupan seseorang. Dalam puisi ini, terdapat beberapa lapisan makna dan pesan yang dapat dianalisis lebih mendalam.

Rasa Hormat dan Cinta Terhadap Ibu: Dari awal, puisi ini menyuarakan rasa cinta yang mendalam terhadap ibu. Penggunaan kata "ibu" secara berulang menunjukkan keintiman hubungan antara penulis dan ibunya. Pesan bahwa penulis sudah berhenti melangkah di suatu titik tetapi tetap merasa terikat pada kehadiran ibu, menunjukkan bahwa kasih sayang ibu adalah landasan yang kokoh, menjadi pijakan emosional bagi penulis.

Pembelajaran Nilai-Nilai Hidup dari Ibu: Penyair mengungkapkan bahwa dari ibunya, ia belajar memahami makna cinta terhadap bumi. Dalam hal ini, bumi melambangkan kehidupan dan segala kebaikan yang dapat diberikan kepada orang lain. Ibu menjadi sumber ketulusan hati yang dipersembahkan kepada orang-orang yang kurang beruntung, menekankan nilai-nilai empati, kepedulian, dan kedermawanan.

Refleksi Diri Sebagai Bagian dari Alam Semesta: Penyair mencoba mencerna dirinya sendiri sebagai bagian dari alam semesta. Pesan ini menekankan konsep kesadaran akan hubungan yang erat antara manusia dan alam, serta tanggung jawab sebagai bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta.

Kesetiaan dan Keterikatan pada Ibu: Puisi ini menyampaikan pesan kesetiaan. Meskipun penulis berhenti bergerak atau melangkah di suatu tempat, ia menegaskan bahwa akan tetap berada di sana untuk ibunya. Ini menunjukkan rasa keterikatan yang kuat dan janji untuk tetap berada di sana, tidak perlu lagi membuat ibu khawatir.

Analisis Bahasa dan Gaya Penulisan: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk mengekspresikan perasaan yang dalam. Gaya tulisannya yang ringkas memungkinkan penggunaan metafora dan imajinasi untuk mengekspresikan emosi yang kompleks. Penyair menggunakan pengulangan kata "ibu" untuk memperkuat rasa kedekatan dan keintiman dengan subjek puisi.

Puisi ini memancarkan kehangatan dan kedalaman emosi. Pesan-pesan tentang kasih sayang, pengabdian, dan kesetiaan terhadap ibu tercermin dalam setiap barisnya.

Secara keseluruhan, puisi "Ibu" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah penghormatan yang indah terhadap peran seorang ibu dalam kehidupan seseorang. Puisi ini bukan hanya sekadar ungkapan perasaan, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang nilai-nilai yang diperoleh dari hubungan yang intim dengan seorang ibu serta keterikatan manusia dengan alam semesta.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Ibu
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.