Analisis Puisi:
Puisi "Jam Dinding" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan nostalgia dan penyesalan.
Tema Waktu dan Kehilangan: Puisi ini secara konsisten mengeksplorasi tema waktu, kehilangan, dan penyesalan. Jam dinding adalah simbol waktu yang tak terelakkan dan perubahan yang akan datang dalam hidup seseorang.
Ekspresi Nostalgia: Puisi ini menciptakan suasana yang penuh dengan nostalgia. Kata-kata dan gambar-gambar yang digunakan mencerminkan kerinduan terhadap momen yang telah berlalu, menyoroti penghargaan terhadap waktu dan kenangan yang telah berlalu.
Objek Personifikasi: Jam dinding dalam puisi ini diberikan sifat-sifat manusia. Hal ini menciptakan kedekatan dan keterkaitan emosional antara jam dinding dan pembaca. Jam dinding tampaknya memiliki perasaan dan kesadaran tentang pergi dan tinggalnya seseorang.
Keputusan yang Dicabut: Jam dinding berhenti berdetik ketika penutupan pagar terdengar. Ini menciptakan perasaan bahwa waktu juga bisa mengubah keputusannya. Hal ini dapat diartikan sebagai kemungkinan kembali atau perubahan tak terduga dalam hidup.
Perasaan Mengejutkan: Puisi ini menyajikan momen yang mengejutkan ketika jam dinding berhenti berdetik seiring dengan keputusan yang terjadi. Hal ini menciptakan ketegangan dan kebingungan yang menggambarkan perasaan tokoh dalam puisi.
Tanda-Tanda Persetujuan: Saat jam dinding berdetik seirama dengan debar hati tokoh, ini dapat diartikan sebagai persetujuan terhadap pilihan yang telah dibuat. Jam dinding berbagi perasaan dengan tokoh dalam puisi ini, dan seolah-olah menyatakan bahwa ia memahami dan mendukung keputusan itu.
Puisi "Jam Dinding" adalah karya yang menggambarkan momen yang intens dan penuh perasaan ketika seseorang menghadapi perubahan dan keputusan hidup yang sulit. Dalam suasana nostalgia dan penyesalan, puisi ini mengeksplorasi hubungan yang unik antara manusia dan waktu, serta bagaimana waktu dapat memiliki pengaruh emosional yang kuat dalam hidup seseorang.