Puisi: Cerita Tua (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Cerita Tua" karya Subagio Sastrowardoyo mengajak pembaca untuk merenungkan siklus kehidupan, di mana dari kehancuran bisa muncul pemulihan ...
Cerita Tua

Api yang membakar diri ke jantung
Menjalar luas ke ujung kota.
Rumah demi rumah menyala,
Gedung gugur. Segala yang indah yang dicinta bangsa
turut runtuh di bawah endapan asap
dan tangkapan batu.

Malam panjang membenam seribu malam.
Berhenti suara, tangis dan rindu.

Lalu lahir pikiran baru 
Lembut sebagai kupu 
Melepaskan diri dari himpitan debu 
Dan terbang dari batu ke batu 
Dari kalbu ke kalbu. 
Timbul semua yang tak pernah dimimpi 
Seni yang baru, kesusastraan, filsafat, agama 
Lebih agung dari semula 
Membangunkan rumah, gedung, kota yang lebih indah 
Di muka bumi, di atas derita yang menghangus sampai ke hati.

Sumber: Daerah Perbatasan (1970)

Analisis Puisi:

Puisi "Cerita Tua" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya yang menyampaikan pesan yang mendalam tentang kehancuran dan kebangkitan, serta perubahan yang terjadi dalam sebuah masyarakat atau bangsa.

Gambaran Kehancuran: Puisi dimulai dengan gambaran kehancuran yang melanda sebuah kota. Api yang membakar diri ke jantung kota menyebabkan rumah-rumah dan gedung-gedung runtuh. Subagio menggunakan bahasa yang kuat untuk menggambarkan kehancuran yang menyelimuti segala yang indah yang pernah dicintai oleh bangsa.

Perasaan Hampa dan Hening: Setelah kehancuran, puisi menggambarkan suasana malam yang panjang, di mana tidak ada lagi suara, tangis, atau rindu. Ini menciptakan gambaran suasana hampa dan hening setelah kejadian tragis tersebut.

Kebangkitan dan Kebaruan: Namun, dari kehancuran tersebut, lahir pikiran baru yang lembut seperti kupu-kupu. Ini melambangkan kebangkitan dan kebaruan yang muncul setelah kejadian tragis tersebut. Pikiran baru tersebut melepaskan diri dari himpitan debu dan terbang ke berbagai tempat, dari hati ke hati, membawa kemungkinan baru yang sebelumnya tak terbayangkan.

Pemulihan dan Kebangkitan Seni dan Budaya: Puisi ini juga menyoroti pemulihan dan kebangkitan dalam bidang seni, sastra, filsafat, dan agama setelah masa kehancuran. Subagio menggambarkan bahwa hasil dari kebangkitan tersebut lebih agung dari sebelumnya. Hal ini mencerminkan kekuatan manusia untuk bangkit dari kehancuran dan menciptakan sesuatu yang lebih indah di atas reruntuhan masa lalu.

Puisi "Cerita Tua" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya yang menyampaikan pesan tentang kehancuran, hampa, kebangkitan, dan kebaruan. Melalui bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam, Subagio mengajak pembaca untuk merenungkan siklus kehidupan, di mana dari kehancuran bisa muncul pemulihan dan kebangkitan yang lebih indah.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Cerita Tua
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.