Analisis Puisi:
Puisi "Beringin Putih" karya Dimas Arika Mihardja merupakan sebuah karya yang memadukan elemen alam dengan refleksi introspektif tentang keberadaan dan perubahan. Dengan deskripsi yang hidup dan simbolis, puisi ini mengeksplorasi hubungan antara manusia, alam, dan perasaan terdalam yang menyertainya.
Beringin Putih sebagai Simbol
Puisi ini dimulai dengan "Di tanah pilih ini tumbuhlah beringin putih", di mana beringin putih menjadi simbol kehidupan dan perlindungan. Beringin, sebagai pohon yang sering dianggap sakral dan kuat, di sini dilukiskan dengan warna putih, yang mungkin menunjukkan kemurnian atau kedamaian. Beringin putih ini memiliki "Sulur-sulurnya menjulur sebatas bahu", memberi kesan bahwa pohon ini tumbuh dengan cara yang lembut dan penuh perhatian, seolah-olah merangkul ruang di sekelilingnya dengan kasih sayang.
Akar dan Perlindungan
"Akar tunjangnya berserabut / Rindang dedaunan berdesah lembut" menunjukkan kekuatan dan kepedulian yang mendalam dari pohon tersebut. Akar yang berserabut dan dedaunan yang lembut menggambarkan kekuatan yang mendalam namun lembut, menandakan perlindungan yang diberikan oleh pohon kepada kolam dan ikan-ikan. Ini mencerminkan perasaan perlindungan dan pengabdian yang dapat dirasakan dalam hubungan manusia dengan alam.
Transformasi dan Asuhan Alam
Penulis melanjutkan dengan "Aku pun tumbuh / Diasuh angin gunung merapi / Dibasuh rindu dalam gelinjang waktu", yang menunjukkan bahwa penulis, seperti beringin putih, juga mengalami pertumbuhan dan pembentukan di bawah pengaruh elemen alam. Angin gunung merapi yang kuat dan rindu yang mengalir dalam waktu memberikan kesan bahwa pengalaman dan lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan perasaan seseorang.
Simbolisme Geometris dan Alam
"Aku suka menggambar segitiga sama-sisi" mengarah pada penggunaan simbol geometris untuk mengekspresikan pandangan atau perasaan penulis. Segitiga sama-sisi melambangkan keseimbangan dan kesetaraan, sementara "Kaki langit, segalanya tampak wingit" mungkin menunjukkan pandangan yang lebih tinggi atau ideal dari kehidupan. Sebaliknya, "Ibu bumi, sejuta gelisah yang membuncah" menggambarkan ketegangan dan dinamika yang ada dalam dunia fisik dan emosional.
Laut dan Kedalaman Sajak
Penutup puisi dengan "Laut, riak dan ombak saling-desak / di kedalaman sajak / : Gerak dan isak!" menggambarkan hubungan antara elemen laut dengan perasaan mendalam yang terkandung dalam sajak. Laut yang penuh dengan riak dan ombak mencerminkan kompleksitas perasaan dan pengalaman, sementara "Gerak dan isak" menunjukkan gerakan emosional dan kesedihan yang ada dalam puisi.
Puisi "Beringin Putih" karya Dimas Arika Mihardja menyajikan gambaran yang kaya dan simbolis tentang hubungan antara alam dan perasaan manusia. Dengan menggunakan elemen beringin putih sebagai simbol perlindungan dan pertumbuhan, serta menggambarkan proses pembentukan diri di bawah pengaruh alam, puisi ini mengeksplorasi tema keberadaan, perlindungan, dan transformasi. Simbolisme geometris dan elemen laut menambah kedalaman dan kompleksitas puisi, menciptakan karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan hubungan antara alam, diri sendiri, dan perasaan terdalam.
Karya: Dimas Arika Mihardja
