Puisi: PERJALANAN (Karya L.K. Ara)

Puisi "PERJALANAN" membawa pembaca pada perjalanan yang lebih dalam, melibatkan dimensi spiritual, sejarah, dan realitas kehidupan.
PERJALANAN


Setiap kutempuh perjalanan itu
Antara Pangkalpinang, Sungailiat ke Belinyu
Kuingat pesanmu
Pandanglah alam sekitar
Dan nikmati sesuatu yang segar
Riap dedaunan yang hijau

Memang kulihat alam sekitar
Cuaca dan angin bergetar
Serta kupandang dedaunan hijau
Tapi yang tampak
Di lembar dedaunan itu
Wajah Depati Amir yang berdebu
Namun tersenyum padaku
Bagai mengucap salam
Kepada seorang pendatang
Kini benar-benar nampak
Sesuatu yang tak bergerak
Jauh tertimbun debu sejarah
Tapi bagai bunga ia merekah
Seorang lelaki yang gagah
Yang berjuang membela negeri
Yang berkorban untuk anak negeri

Setiap kutempuh perjalanan itu
Antara Pangkalpinang, Sungailiat ke Belinyu
Yang nampak di lembar daun itu
Adegan sejarah masa lalu
Depati Amir dan kawan-kawan
Bergerilya di dalam hutan
Melawan Belanda habis-habisan
Ada pula lembar daun yang lain
Bagai cermin
Ia menampakkan pengkhianatan
Sehingga persembunyian Depati Amir ditemukan
Lalu dibuang jauh ke Kupang
Dan di sanalah ia kelak menemukan pintu
Untuk bertemu dengan Yang Maha Tahu

Setiap kutempuh perjalanan itu
Antara Pangkalpinang, Sungailiat dan Belinyu
Yang nampak di ribuan lembar daun itu
Uraian sejarah masa lalu
Ketika kuingin tahu tentang masa kini
Kucari di lembar daun itu
Tak ketemu
Kuperiksa lembar demi lembar
Tak ketemu
Dalam hati aku bertanya
Apakah lembar daun yang bertebaran
Antara Pangkal Pinang, Sungailiat dan Belinyu
Yang jutaan jumlahnya
Tak selebarpun suka menggoreskan
Nasib zaman ini
Zaman dimana akhlak rusak
Dan moralpun luluh lantak

P. Pinang, 26 Desember 2003

Analisis Puisi:
Puisi "PERJALANAN" karya L.K. Ara menggambarkan sebuah perjalanan fisik dan spiritual yang mengaitkan masa kini dengan masa lalu, sejarah dengan realitas saat ini.

Perjalanan Fisik dan Spiritual: Puisi ini memulai narasinya dengan menggambarkan perjalanan fisik antara Pangkalpinang, Sungailiat, dan Belinyu. Namun, perjalanan ini lebih dari sekadar perjalanan geografis. Hal ini mengundang pembaca untuk melihat lebih dalam, melibatkan dimensi spiritual dan sejarah.

Pesannya Pada Pembaca: Penyair menyampaikan pesan pada pembaca melalui perintah yang terulang "Pandanglah alam sekitar, Dan nikmati sesuatu yang segar." Pesan ini menunjukkan keinginan penyair untuk pembaca merenung, mengamati keindahan alam, dan merasakan kelezatan hidup di sepanjang perjalanan.

Simbolisme Dedaunan Hijau: Dedaunan hijau digambarkan sebagai simbol kehidupan yang segar dan keindahan alam. Wajah Depati Amir yang muncul di antara dedaunan menciptakan gambaran bahwa sejarah hidup dalam alam, dan nilai-nilai luhur dapat ditemukan di setiap elemen alam.

Sejarah Masa Lalu dan Pengorbanan: Lembar daun menjadi simbol medium penyampaian sejarah masa lalu, terutama tentang perjuangan Depati Amir dan kawan-kawan melawan penjajah Belanda. Pengorbanan dan perjuangan mereka untuk melindungi tanah air diresapi dalam narasi puisi.

Pengkhianatan dan Pengorbanan: Lembar daun juga menggambarkan pengkhianatan yang terjadi di masa lalu, yang menyebabkan Depati Amir terpaksa meninggalkan tempat persembunyiannya. Pengorbanan dan pertarungan berat yang mereka jalani menciptakan kontras dengan realitas masa kini yang dianggap rusak oleh akhlak yang buruk dan moral yang hancur.

Pencarian Identitas dan Nilai-Nilai: Penyair menyampaikan perasaan kehilangan dan kebingungan terhadap nilai-nilai moral dan akhlak yang hilang di zaman sekarang. Pencarian akan identitas bangsa dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sejarah dijadikan suatu kerinduan.

Struktur dan Ritme Puisi: Puisi ini memiliki struktur yang rapi dengan penggunaan paralelisme dan repetisi tertentu dalam setiap baitnya. Ritme yang dihasilkan dari penggunaan pola kata dan irama menciptakan alur baca yang mantap dan mempertegas makna puisi.

Gaya Bahasa dan Pilihan Kata: Penyair menggunakan gaya bahasa yang lugas namun sarat makna. Pilihan kata yang kuat dan deskriptif memberikan warna dan nuansa yang kuat pada puisi ini, membangun citra yang jelas dalam benak pembaca.

Secara keseluruhan, puisi "PERJALANAN" membawa pembaca pada perjalanan yang lebih dalam, melibatkan dimensi spiritual, sejarah, dan realitas kehidupan. Puisi ini merangkai elemen-elemen tersebut dengan baik, menciptakan karya sastra yang menyentuh dan merangsang pemikiran.

Puisi
Puisi: PERJALANAN
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937
© Sepenuhnya. All rights reserved.