Puisi: Nyonya Küger (Karya Sandy Tyas)

Puisi "Nyonya Küger" karya Sandy Tyas menggambarkan pertemuan singkat namun mendalam antara penulis dengan seorang wanita tua di Frankfurt, Jerman.
Nyonya Küger

sungai mains yang panjang
memisahkan dua jalanan
di depan mata, rumah-rumah tua, gereja lama
pohonan gundul, motor boat
jembatan besi
dan orang-orang mandi matahari

sebuah bangku kayu bercat hijau
di mana kami duduk
bersama wanita keriput
ialah nyonya küger
adalah sebuah komposisi

frankfurt baru saja membuka cahaya
dengan mataharinya yang lunak
sungai mains pun ombak-ombaknya bergerak

sambil makan buah apel
sebuah pertanyaan: apakah anda sendiri?
ya! jawab saya. saya sendiri di dunia ini!
suamiku mati dalam perang
persis laksana pelor polandia
dikembalikan dari larasnya
lepas dan tak pernah kembali
polandia terus menyerbu
dan terusirlah aku ke sini:
frankfurt.

bagaimana nasib anda sekarang?
ya! negara memberikan sokongan 150 mark
sebulan
untuk nyawa suamiku tercinta
tapi rumahku bagus
ada listrik, kamar mandi, tempat tidur
bagaimana pun alangkah sepinya
sendiri di dunia ini
anak laki-laki kebanggaanku
tingginya dua meter
persis ayahnya
namun tak pernah di sisi saya
ia pastur
mungkin sekarang di pakistan
barangkali di indonesia
atau amerika
atau mungkin juga di deutschland
saya tak mengerti

nyonya küger kemudian
membukakan kenangan lama
foto-foto almarhum suaminya
anak kebanggaannya
dan küger remaja

nyonya küger
sukakah foto bersama kami?

oh! maaf!
rambutku sangat buruk
bertudung setangan kertas
dan pakaianku tak pantas

pucuk bangunan gereja
tersembul diantara rumah-rumah kuno
di depannya kami berdiri
lewat lensa
satu kenangan tersimpan

terika kasih nyonya küger!
Auf wiedersehen!

tangan putih berotot
melambai gemetar
dari mulut yang keriput
suarapun gemetar
auf wiedersehen!

(perpisahan ini terasa menghancurkannya)

Saarbrücken, 1968

Sumber: Horison (Januari, 1969)

Analisis Puisi:

Puisi "Nyonya Küger" karya Sandy Tyas adalah sebuah karya yang menggambarkan pertemuan singkat namun mendalam antara penulis dengan seorang wanita tua di Frankfurt, Jerman. Melalui narasi yang melibatkan deskripsi lingkungan dan dialog, puisi ini menyoroti tema-tema kesepian, kehilangan, dan kenangan masa lalu.

Gambaran Lingkungan: Puisi dimulai dengan deskripsi visual yang kuat tentang lingkungan di sekitar sungai Mains di Frankfurt. Gambaran rumah-rumah tua, gereja lama, pohonan gundul, motor boat, dan jembatan besi menciptakan latar yang kaya dan atmosferik. Ini memberikan konteks fisik yang kokoh bagi interaksi antara penyair dan Nyonya Küger.

Pertemuan dengan Nyonya Küger: Pertemuan dengan Nyonya Küger terjadi di sebuah bangku kayu bercat hijau, tempat mereka duduk bersama. Deskripsi tentang Nyonya Küger sebagai wanita keriput dan komposisi puisi ini menggambarkan kehadirannya yang nyata dan tangguh. Dialog antara penyair dan Nyonya Küger memberikan wawasan tentang kehidupan wanita tua ini, yang telah kehilangan suaminya dalam perang dan sekarang hidup dalam kesepian.

Kehilangan dan Kesepian: Nyonya Küger berbicara tentang kematian suaminya dalam perang dan pengusirannya ke Frankfurt. Ini menggambarkan dampak perang yang tragis dan berkelanjutan pada kehidupan pribadi seseorang. Ia juga menceritakan tentang anak laki-lakinya yang tinggi dan menjadi seorang pastor, namun tidak pernah berada di sisinya. Hal ini menekankan rasa kesepian yang mendalam meskipun memiliki keluarga.

Kenangan Masa Lalu: Nyonya Küger membuka kenangan lama dengan menunjukkan foto-foto almarhum suaminya, anaknya, dan dirinya sendiri ketika remaja. Kenangan ini membawa kembali masa-masa yang telah berlalu dan menekankan betapa berharganya masa lalu bagi seseorang yang hidup dalam kesepian di masa tuanya.

Penolakan dan Penerimaan: Nyonya Küger menolak tawaran untuk berfoto bersama penyair karena merasa penampilannya tidak pantas. Ini mencerminkan rasa tidak percaya diri dan kerentanannya. Namun, meskipun ia merasa tidak pantas, interaksi ini menambah dimensi kemanusiaan yang mendalam dan menunjukkan kerendahan hati Nyonya Küger.

Penutup yang Mengharukan: Puisi ini berakhir dengan perpisahan yang mengharukan. Tangan Nyonya Küger yang putih dan berotot melambai dengan gemetar, dan suaranya juga gemetar saat mengucapkan "auf wiedersehen." Ini menunjukkan betapa perpisahan ini mengganggunya, menambahkan lapisan emosional yang kuat pada puisi ini.

Puisi "Nyonya Küger" karya Sandy Tyas adalah sebuah karya yang penuh dengan deskripsi visual yang kuat dan dialog yang mendalam, menggambarkan tema kesepian, kehilangan, dan kenangan masa lalu. Melalui pertemuan singkat namun bermakna antara penyair dan Nyonya Küger, puisi ini menggambarkan bagaimana pertemuan sederhana dapat mengungkapkan lapisan-lapisan kehidupan yang kompleks dan emosi yang mendalam. Sandy Tyas berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya empati dan koneksi manusia, meskipun dalam momen-momen singkat dan sekejap.

Puisi: Nyonya Küger
Puisi: Nyonya Küger
Karya: Sandy Tyas

Biodata Sandy Tyas:
  • Sandy Tyas lahir di Semarang pada tanggal 17 April 1939.
  • Sandy Tyas meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2009 (umur 69 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.