Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Petani (Karya A. Muttaqin)

Puisi “Petani” bercerita tentang seorang petani yang hidup berdampingan dengan sungai di desanya. Sungai menjadi sumber air untuk sawah dan ...
Petani

Kami saling berbagi, aku dan sungai. Bunga dan rumput segar menjalar ke tidur kami. Kami saling mengerti dan tak ada maksud mengkhianati.

Seperti sulur nadi, sungai sering mengulur umur permai. Sungailah yang menjaga jagung, kacang dan padi bila hujan tertahan ke bumi.

Di lubuknya yang damai, kucuci daki dan benci. Agar bersih badan dan hati ini. Kugiring juga ternak untuk minum atau mandi.

Dan sungai slalu menyambut dengan riak gelak, yang memekarkan bunga semak. Di saat begini, kami sering tertawa walau tak sampai terbahak.

Tak pernah kami berbohong. Apalagi saling memotong. Tanpa banyak omong kami saling menolong. Kusingkirkan batu-batu di pelupuknya.

Ia beri ikan-ikan untuk mengisi sepi sawah. Kami tak ingin terpisah. Dan kami bahagia. Kami berjanji akan bertemu dalam tawa bidadari sorga.

2010

Analisis Puisi:

Puisi “Petani” mengangkat tema tentang hubungan harmonis antara petani dan alam, khususnya sungai. Puisi ini menyoroti bagaimana petani hidup berdampingan dengan sungai dan menjadikannya bagian penting dalam keseharian mereka.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa alam bukan sekadar sumber kehidupan bagi petani, tetapi juga sahabat sejati yang saling menjaga dan saling mengerti. Puisi ini mengingatkan bahwa manusia dan alam memiliki hubungan saling ketergantungan yang harus dijaga dengan kesadaran penuh dan rasa syukur.

Puisi ini bercerita tentang seorang petani yang hidup berdampingan dengan sungai di desanya. Sungai menjadi sumber air untuk sawah dan ladangnya, tempat mencuci tubuh dan hati, serta menjadi tempat ternak-ternaknya minum dan mandi. Petani dan sungai saling berbagi kehidupan, tanpa saling mengkhianati. Kebersamaan mereka menggambarkan kesederhanaan yang bahagia, di mana alam dan manusia saling mendukung untuk bertahan hidup.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa tenang, hangat, penuh kedamaian, dan sarat rasa syukur. Kehidupan petani yang bersahaja tergambar indah dalam hubungan harmonisnya dengan sungai.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang disampaikan puisi ini adalah:
  • Manusia harus hidup selaras dengan alam karena alam adalah sahabat yang setia dan sumber kehidupan.
  • Kesederhanaan hidup petani mengajarkan tentang syukur dan ketulusan dalam menjalani kehidupan.
  • Menjaga alam sama dengan menjaga keberlangsungan hidup generasi mendatang.

Imaji

Beberapa imaji yang muncul dalam puisi ini:
  • Imaji visual: bunga dan rumput segar menjalar, riak gelak sungai, bunga semak yang mekar.
  • Imaji perasaan: kedamaian saat mencuci daki dan benci di lubuk sungai, serta kebahagiaan sederhana saat tertawa bersama alam.
  • Imaji suara: riak sungai yang berbunyi seperti gelak tawa.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini:
  • Personifikasi: sungai digambarkan seperti sahabat yang bisa tertawa, menyambut, dan menjaga.
  • Metafora: sungai diibaratkan sebagai sulur nadi yang mengulur umur permai.
  • Aliterasi: beberapa pengulangan bunyi seperti dalam “berbohong” – “memotong” – “menolong”.
  • Hiperbola: janji bertemu dalam tawa bidadari sorga, menggambarkan kebahagiaan yang abadi.

A. Muttaqin
Puisi: Petani
Karya: A. Muttaqin

Biodata A. Muttaqin:
  • A. Muttaqin lahir pada tanggal 11 Maret 1983 di Gresik, Jawa Timur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.