Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Aku Lihat Indonesia Bekerja (Karya Hasan Aspahani)

Puisi "Aku Lihat Indonesia Bekerja" karya Hasan Aspahani bercerita tentang beragam tokoh rakyat Indonesia yang bekerja keras di bidangnya masing ...
Aku Lihat Indonesia Bekerja

AKU lihat, lelaki muda - membangun rumah kecilnya,
agar tak lagi menumpang hidup bersama orangtua,
"Ini kayu-kayu sisa," katanya. Istrinya berdiri tak jauh
dari sana, menggendong anak perempuan mereka,
di tengah sepetak cabai merah yang lebat buahnya.

Lelaki muda dan istrinya, mereka punya ijazah sarjana,
tapi tegas menolak dimintai sogokan tes pegawai negara. 

*

AKU lihat, lelaki penuh usia - menghitung buah kelapa,
memuatnya ke truk bak terbuka. "Ini mau saya antar
ke kota, ke pedagang pasar langganan saya," katanya.

Truk pikap itu disetir oleh anak muda, sebaya anak 
bungsunya - sebaya dengan usia pohon-pohon kelapa 
yang ia tanam setelah menaklukkan rawa - tanpa pernah
meminta bantuan dari anggaran pembangunan negara. 

Lelaki penuh usia - ia punya cara agar tidak hanya 
bisa menggerutu dan menyalahkan negerinya: Indonesia


AKU lihat nelayan belia merajut robek jala. Menambal
rekah papan perahunya. Menera timbangan kuningan.
Istrinya menemaninya bercakap-cakap tentang harga
solar, dan suku cadang mesin tempel, sambil mengikat
tungkai dan sapit kepiting, dan menyiang kepala udang.
Mereka berbincang tentang rekening tabungan di BRI
unit desa - simpanan untuk masuk sekolah anak mereka.

Keluarga nelayan belia - ikut mempersiapkan masa dengan
negerinya dengan jalan sendiri, cara yang sederhana. 


AKU lihat sekelompok anak muda - sedang belajar bisnis,
menggarap proyek pertama: pameran kuliner Indonesia,
di Balai Kota. "100 stan sudah terisi semua. Ah, negeri
kita memang alangkah kaya," kata mereka, sambil
menghitung berapa laba yang bisa mereka sisihkan, untuk 
proyek bisnis mereka selanjutnya: Ekspo Batik Nusantara.

Mereka pemuda - kelak mereka akan menjadi pengusaha yang 
membuat banyak tempat kerja bagi tenaga baru di negerinya. 


AKU lihat sehimpun mahasiswa menggelar debat calon
legislatif di stasiun televisi lokal. "Agar rakyat
tahu siapa calon anggota DPRD yang punya misi dan visi,
tak sekedar cari muka dan cari makan di lembaga negara,"
kata salah seorang dari mereka.

Sehimpun mahasiswa - sedang belajar dan mengajari diri
mereka sendiri, bagaimana menghidupkan api demokrasi. 


AKU lihat guru muda - mengajar murid kelas 4 SD-nya. 
Ia suka bergurau agar pelajaran rumit tersampaikan 
dengan gembira. Ia baru saja lulus tes pegawai - 
setelah menjadi guru honor, beberapa tahun lamanya. 

Guru muda - ia lihat masa depan negerinya di mata
murid-muridnya, dan di papan tulis di depan kelasnya.


AKU lihat animator di studio menggarap adegan film
pesanan produser dunia. Aku lihat jurnalis muda 
melaporkan korban bencana. Aku lihat penulis teks
iklan mencari cara bagaimana sebuah merek dibesarkan.
Aku lihat wiraniaga di kios penjual isi ulang pulsa.
Aku lihat fotografer muda. Aku lihat petinju berlatih.
Aku lihat penyair meresitalkan sajaknya. Aku lihat
sekelompok orang memperdebatkan sastra. 

Aku lihat montir-montir merawat mesin sepeda motor.
Aku lihat para editor buku menyunting naskah. Aku 
lihat kru maskapai udara mempersiapkan keberangkatan.
Aku lihat, komisi pemilihan mempersiapkan perhelatan.

Analisis Puisi:

Puisi "Aku Lihat Indonesia Bekerja" karya Hasan Aspahani merupakan salah satu puisi yang menghadirkan potret kehidupan masyarakat Indonesia dalam wajah yang sederhana, jujur, dan penuh kerja keras. Melalui larik-lariknya, pembaca diajak menelusuri denyut kehidupan rakyat kecil hingga kaum muda terdidik yang sama-sama berkontribusi dalam membangun negeri.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kerja keras dan keteguhan rakyat Indonesia dalam membangun kehidupan mereka sendiri tanpa hanya bergantung pada negara. Hasan Aspahani menyoroti bagaimana individu-individu dari berbagai latar belakang berusaha memberi arti bagi kehidupan, sekaligus bagi tanah airnya.

Puisi ini bercerita tentang beragam tokoh rakyat Indonesia yang bekerja keras di bidangnya masing-masing. Ada lelaki muda membangun rumah dengan kayu sisa, lelaki tua menjual hasil kebun kelapa, nelayan belia menambal perahu dan menabung untuk anaknya, sekelompok pemuda belajar bisnis, mahasiswa menghidupkan demokrasi, guru muda mengajar dengan penuh semangat, hingga pekerja kreatif seperti animator, jurnalis, penyair, montir, fotografer, dan kru maskapai.
Kisah-kisah kecil ini membentuk mosaik besar tentang Indonesia yang sejatinya bergerak maju karena kerja nyata warganya.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa kemajuan bangsa tidak semata-mata ditentukan oleh kebijakan negara atau pejabat, tetapi oleh kerja nyata rakyatnya. Hasan Aspahani ingin menyampaikan bahwa meskipun masih banyak keterbatasan, kejujuran, kemandirian, dan tekad rakyat kecil adalah fondasi sejati bagi Indonesia. Ada kritik halus terhadap praktik korupsi dan mental “menyalahkan negara” tanpa bertindak, tetapi lebih ditekankan pada semangat optimisme dan kemandirian.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa optimistis, hangat, dan penuh penghargaan. Setiap penggambaran kehidupan rakyat membawa nuansa semangat, meski sederhana dan penuh tantangan. Alih-alih muram, puisinya justru menularkan rasa percaya bahwa Indonesia tetap bisa berkembang lewat usaha rakyatnya.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat puisi ini adalah setiap orang memiliki peran dalam membangun negeri. Tidak perlu menunggu fasilitas mewah atau bantuan besar dari negara, sebab perubahan nyata lahir dari kerja keras, kejujuran, dan kreativitas individu maupun kelompok. Puisi ini mengajarkan pembaca untuk menghargai kerja sekecil apapun, sebab semua itu adalah bagian dari denyut nadi Indonesia.

Imaji

Puisi ini penuh dengan imaji konkret yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya:
  • “di tengah sepetak cabai merah yang lebat buahnya” menggambarkan kesederhanaan keluarga muda yang mandiri.
  • “menghitung buah kelapa, memuatnya ke truk bak terbuka” menghadirkan visual tentang kerja keras petani tua.
  • “menambal rekah papan perahunya” memberi gambaran nyata kehidupan nelayan.
  • Imaji tentang mahasiswa berdebat, guru mengajar, animator menggarap film, hingga montir memperbaiki motor membuat pembaca merasa melihat langsung wajah Indonesia bekerja.
Imaji ini menghadirkan keotentikan sekaligus kedekatan emosional.

Majas

Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
  • Repetisi – pengulangan frasa “Aku lihat” di setiap bait menciptakan ritme sekaligus penekanan pandangan penyair terhadap realitas rakyat.
  • Metonimia – ketika penyair menyebut profesi (guru, nelayan, mahasiswa, montir, jurnalis), profesi itu menjadi simbol dari semangat kerja rakyat Indonesia.
  • Personifikasi – meskipun tidak terlalu dominan, ada kesan bahwa Indonesia dipersonifikasikan sebagai tubuh hidup yang bergerak lewat kerja rakyatnya.
Puisi "Aku Lihat Indonesia Bekerja" karya Hasan Aspahani adalah puisi realis yang menampilkan wajah Indonesia melalui orang-orang biasa yang bekerja dengan kesungguhan. Dengan tema tentang kerja keras rakyat, puisi ini bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang sarat makna. Makna tersiratnya menekankan pentingnya peran rakyat dalam membangun negeri. Suasananya optimistis, amanatnya menekankan kerja nyata sebagai fondasi bangsa, imajinya kuat dan hidup, serta majas repetisi mempertegas semangat puisi ini.

Puisi ini seakan menjadi cermin bahwa di balik segala masalah negeri, Indonesia tetap bergerak maju karena warganya tak pernah berhenti bekerja.

Hasan Aspahani
Puisi: Aku Lihat Indonesia Bekerja
Karya: Hasan Aspahani
© Sepenuhnya. All rights reserved.