Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kepada Gebran Khalil Gebran (Karya Sobron Aidit)

Puisi "Kepada Gebran Khalil Gebran" karya Sobron Aidit memberikan wawasan tentang bagaimana cinta, kenangan, dan keindahan saling berinteraksi ...
Kepada Gebran Khalil Gebran

Katamu:

Dari gunung bunga yang berdanaukan telaga biru
Pandanglah ke laut, senja telah pulang
Dari tiada, ke mati layu
Dan ibu yang agung menekankan anaknya ke dadanya.


Kataku:

Setelah itu kami yang menangis kenal malam
Dan tidak lagi cintakan nisan.

Kami sudah kenal tari bidadari
pula menikmati mimpi
mimpi yang membekas ke ujung tiap bulu.

Kami balik dengan rasa cinta yang gemuruh
Dan dalam kekaburan hari
mata itu kecil-kecil hilang ditutup titik air
berhujan dan terus berdiri mengantar
Sampai-sampai bunyi mengucap kembali
Dalam kembali memupuk kenang dalam
tiap malam yang akan jadi rusuh.

Sumber: Majalah Mimbar Indonesia (24 Februari 1951)

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Gebran Khalil Gebran" karya Sobron Aidit adalah karya yang memperlihatkan dialog antara keindahan alam, perasaan pribadi, dan penghormatan terhadap seorang tokoh sastra terkenal, Gebran Khalil Gebran. Dengan menggabungkan gambaran alam yang indah dan refleksi mendalam tentang cinta serta kenangan, puisi ini menyajikan pengalaman emosional yang kaya.

Struktur dan Tema

Puisi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu "Katamu" dan "Kataku", yang menunjukkan percakapan atau tanggapan terhadap pernyataan yang disampaikan.

Bagian "Katamu"

Bagian pertama "Katamu" berisi deskripsi pemandangan alam yang penuh makna:
  • "Dari gunung bunga yang berdanaukan telaga biru" menggambarkan keindahan alam yang tenang dan murni.
  • "Pandanglah ke laut, senja telah pulang" menyiratkan berakhirnya hari dan refleksi pada kehidupan.
  • "Dari tiada, ke mati layu" menunjukkan transisi dari kehidupan ke kematian dengan cara yang lembut.
  • "Dan ibu yang agung menekankan anaknya ke dadanya" menyiratkan kasih sayang dan perlindungan yang mendalam.
Kutipan ini mencerminkan keindahan dan keagungan yang dihadapi dalam keheningan malam dan hubungan emosional yang mendalam dengan alam.

Bagian "Kataku"

Bagian kedua "Kataku" adalah respons yang lebih pribadi dan emosional:
  • "Setelah itu kami yang menangis kenal malam" menunjukkan kesedihan dan pengetahuan mendalam tentang malam.
  • "Dan tidak lagi cintakan nisan" menyiratkan penolakan terhadap simbol kematian dan keinginan untuk menemukan makna baru dalam cinta dan kehidupan.
  • "Kami sudah kenal tari bidadari pula menikmati mimpi" menggambarkan pengalaman spiritual dan keindahan yang ditemukan dalam mimpi.
  • "Mimpi yang membekas ke ujung tiap bulu" menunjukkan kesan mendalam dari mimpi yang mempengaruhi seluruh keberadaan seseorang.
Bagian ini juga menyiratkan rasa cinta yang kuat dan gemuruh, serta kesulitan dalam menghadapi kenangan dan perasaan yang intens:
  • "Dan dalam kekaburan hari mata itu kecil-kecil hilang ditutup titik air" mencerminkan keremangan dan ketidakpastian.
  • "Berhujan dan terus berdiri mengantar" menggambarkan ketahanan dalam menghadapi kesulitan.
  • "Sampai-sampai bunyi mengucap kembali dalam kembali memupuk kenang dalam tiap malam yang akan jadi rusuh" menunjukkan bagaimana kenangan dan perasaan terus berlanjut dan mempengaruhi kehidupan malam.

Makna dan Refleksi

Puisi ini menyatukan gambaran alam yang damai dengan perasaan manusia yang kompleks. Melalui dialog antara keindahan alam dan pengalaman pribadi, Sobron Aidit menyampaikan pesan tentang bagaimana keindahan dan kesedihan dapat saling melengkapi.

Bagian pertama yang terinspirasi oleh Gebran Khalil Gebran menunjukkan keagungan dan keindahan alam serta hubungan emosional yang mendalam. Sementara bagian kedua menggambarkan bagaimana pengalaman pribadi dan kenangan mempengaruhi kehidupan seseorang dengan cara yang mendalam dan berkelanjutan.

Puisi "Kepada Gebran Khalil Gebran" karya Sobron Aidit adalah karya yang mengekspresikan kedalaman emosi dan refleksi melalui dialog antara keindahan alam dan perasaan pribadi. Dengan menggabungkan elemen-elemen alam dengan pengalaman internal yang mendalam, puisi ini memberikan wawasan tentang bagaimana cinta, kenangan, dan keindahan saling berinteraksi dalam kehidupan manusia.

Puisi: Kepada Gebran Khalil Gebran
Puisi: Kepada Gebran Khalil Gebran
Karya: Sobron Aidit
© Sepenuhnya. All rights reserved.