Postingan

Puisi: Rok Mini untuk Nenek (Karya Joko Pinurbo)

Rok Mini untuk Nenek Malam ini nenek bulan tampak kucel dan kusam. Langit seperti kain bekas yang dipakai unt…

Puisi: Bercukur sebelum Tidur (Karya Joko Pinurbo)

Bercukur sebelum Tidur Bercukur sebelum tidur, membilang hari-hari yang hancur, membuang mimpi-mimpi yang gu…

Puisi: Senandung Becak (Karya Joko Pinurbo)

Senandung Becak Ada becak melenggang sendirian di sebuah gang. Pemiliknya, katanya, telah mati di tiang gantungan. Ada becak hanyut di sun…

Puisi: Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu (Karya Joko Pinurbo)

Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu ( untuk lukisan Jeihan ) Di kota-kata masih ada mata yang hening pandang. …

Puisi: Ranjang Kecil (Karya Joko Pinurbo)

Ranjang Kecil Tubuhmu tak punya lagi ruang ketika relungmu menghembuskan raung. 2006 Analisis Puisi :…

Puisi: Di Sebuah Entah (Karya Joko Pinurbo)

Di Sebuah Entah untuk ND Sudah sekian tahun mayatku hilang. Ngelayap ke mana saja dia ya, kok belum juga pul…

Puisi: Daerah Terlarang (Karya Joko Pinurbo)

Daerah Terlarang Tiba di ranjang, setelah lama menggelandang ia memasuki daerah terlarang. Ranjang telah di…

Puisi: Selepas Usia 60 (Karya Joko Pinurbo)

Selepas Usia 60 Selepas usia 60 saya sering terdiam di depan jendela, mengamati tingkah anak kecil yang luc…

Puisi: Kepada Sholeh Darat (Karya Gunoto Saparie)

Kepada Sholeh Darat kau bukanlah sekadar kisah untuk anak-anak sebelum tidur tentang kisahmu sebagai ulama besar  guru pendiri nahdlatul ulama dan mu…
© Sepenuhnya. All rights reserved.