Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Postingan

Puisi: Melamar Surga (Karya Moh. Ghufron Cholid)

Melamar Surga : Nyai Hj Alwiyah Genap 100 matahari Kau melamar surga Dan tak kembali lagi Yang tersisa hanya kenangan Tak pernah bosan berkisah rindu…

Puisi: Setelah Wafatmu, Pejuang (Karya Moh. Ghufron Cholid)

Setelah Wafatmu, Pejuang : Nyai Hj Makkiyah Hujan turun Sampaikan salam perpisahan Sedang langit tak lagi sungkan Menggambar kepedihan  Atas kepergia…

Puisi: Ra Mahfudz (Karya Moh. Ghufron Cholid)

Ra Mahfudz Badai PILKADA telah berlalu Ada badai yang lebih kencang Merawat amanah jiwa-jiwa tersayang Semoga tak tumbang Tetap sepanjang sajadah pan…

Puisi: Sekarang Kau Semestinya Mengerti (Karya Ehfrem Vyzty)

Sekarang Kau Semestinya Mengerti Semakin hari semakin kita menepi pada duri-duri Detak sunyi seperti mengamini selesai tambah miris "Aku lebih m…

Puisi: Sekata Maaf yang Terlalu Enggan untuk Terucap (Karya WS Handayani)

Sekata Maaf yang Terlalu Enggan untuk Terucap ada luka di ujung bibir yang tak pernah sempat diikat kata menjadi maaf yang lepas dari jemari angin te…

Puisi: Bayang yang Hilang (Karya Umi Hanin)

Bayang yang Hilang Ibu, di batas pagi yang kau tinggalkan, aku temukan sunyi tak berbatas. Langkahmu, yang dulu ramaikan hari, kini hanya gema yang t…

Puisi: Luruh dan Memaafkan (Karya Astuti)

Luruh dan Memaafkan meruak nan kecewa kesumat terjang atma sesal dan benci berpadu amarah tak terbendung gelombang dendam hantam jiwa rapuh api keben…

Puisi: Semesta Penuh Lara (Karya Amaya Quendrelina)

Semesta Penuh Lara Hamparan hujan mengguyur bunga Semilir angin menggoyangkan rimpunan ilalang Berbisik menyampaikan pesan Memekikkan lara yang terbe…

Puisi: Tatkala Gamang Berhenti (Karya Helda Safira)

Tatkala Gamang Berhenti Muntahan luka tak digubris, biarkan saja begitu Sayat teteskan lara, diamkan membiru Aliran rajam memang selalu seperti jalar…
© Sepenuhnya. All rights reserved.