Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Postingan

Puisi: Revolusi Sedang Terburu-buru (Karya Hasan Aspahani)

Revolusi Sedang Terburu-buru Revolusi sedang terburu-buru:  sudah sangat terlambat untuk sebuah sarapan. Di dalam penjara                    …

Puisi: Dan (Karya Hasbi Burman)

Dan Dan kita sudah terlena, dengan basa-basi basa-basi basa-basi itu-itu juga memahat dewa bayang malam terendam limbah revolusi . Pada…

Puisi: Auman-Mu (Karya Melki Deni)

Auman-Mu Sion terdengar sampai kini, seketika langit dan bumi berguncang-guncang, seketika dunia berlari begitu gesit. Sementara jutaan orang masih m…

Puisi: Setelah Revolusi (Karya Wiratmadinata)

Setelah Revolusi Begitulah akhirnya, kawan. Kita merasa semakin rapuh, dan menua. Seperti bunga-bunga, d…

Puisi: Di Seberang Jembatan Itu (Karya Slamet Sukirnanto)

Di Seberang Jembatan Itu Dipersembahkan kepada: Prajurit Trimin yang gugur di Palagan Sukoharjo, Surakarta zaman revolusi Prajurit sejati…

Puisi: Budha dalam Stupa (Karya Husni Djamaluddin)

Budha dalam Stupa kuintip kau dalam stupa kuraba lenganmu yang luka Budha kita alangkah beda kau alangkah tenteram dalam stupa alangkah mantap dalam …

Puisi: Toilet (Karya Joko Pinurbo)

Toilet ( 1 ) Ia mencintai toilet lebih dari bagian-bagian lain rumahnya. Ruang tamu boleh kelihatan suram, ruang tidur boleh sedikit beranta…

Puisi: Anak Marhaen (Karya Ngurah Parsua)

Anak Marhaen kita yang cinta pada kerja juang tanah maupun laut adalah marhaen anak-anak buruh, nelayan dan tani kita adalah anak-anak marhaen anak y…

Puisi: Api Sita (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Api Sita Lebur jasadku ke dalam nyala! Sita memekik. Sebelum ambruk ke sebalik semak asap yang menjulang. Hawa panas dan gemertak busa…
© Sepenuhnya. All rights reserved.