Puisi: Bara Pengancai (Karya Astri Wijaya Fitria) Bara Pengancai Gelap malam larut dalam bisu Menggumpal halimun benci Mata beradu kelam Membakar habis ciut nyali Mengelabu lolongan dusta Mengguncang…
Puisi: Jangan Heran, Sayang (Karya Yudo Herbeno) Jangan Heran, Sayang jangan heran, sayang kalau masih ada penentang rambut gondrong kita harus sabar dan prihatin atas sikap mereka mereka khilap dan…
Puisi: Duka Sebaris Cemara (Karya R.S. Rudhatan) Duka Sebaris Cemara dalam beban itu kita melangkah dalam berat kita langit merendah lagu dalam siul saat jauh menunggu waktu dan percakapan, kutahu i…
Puisi: Obor Perkemahan (Karya Slamet Sukirnanto) Obor Perkemahan Di sinilah Tuanku Imam Bonjol bertahan! Obor perkemahan Telah nyala sejak tadi Tak mampu Menerangi langit dan bumi Kegelapan jalan me…
Puisi: Menyimak Penciptaan (Karya Remy Sylado) Menyimak Penciptaan Mana mungkin ibu memberi anaknya tahi ketika anaknya menangis meminta makan kerna lapar. Tapi inilah ibtida hidup …
Puisi: Sumber (Karya Gunoto Saparie) Sumber tanyakan aku dari mana kusebut sebuah sumber karena aku lahir dari sana rahim yang gelap dan samar tanyakan aku akan ke mana aku hanya sekad…
Puisi: Bahasa Persatuan (Karya Moh Akbar Dimas Mozaki) Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia adalah jembatan perasaan yang menyatukan perbedaan. Dalam setiap kata, tersimpan kisah perjuangan. Dari Sabang samp…
Puisi: Pulau-Pulau dalam Pelukan (Karya Moh Akbar Dimas Mozaki) Pulau-Pulau dalam Pelukan Indonesia bukan hanya satu, tetapi ribuan pulau dalam satu pelukan. Laut menjadi jembatan, bukan pemisah. Kita menyatu kare…
Puisi: Dari Debu-Debu Revolusi (Karya Diah Hadaning) Dari Debu-Debu Revolusi Kendati kami telah jadi debu dan tanah terdapat sepanjang pantai dan lembah belum hirup hangat mentari kemerdekaan …