Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Amien Wangsitalaja

Puisi: Teman Selingkuh (Karya Amien Wangsitalaja)

Teman Selingkuh Kutunggu kau teman selingkuh Di sisi taman di sudut perpustakaan Kita kan bercengkrama Sembari memperluas bacaan Sehingg…

Puisi: Lelaki vs Perempuan (Karya Amien Wangsitalaja)

Lelaki vs Perempuan Aku melihat Saudara perempuan Hallaj Masuk kota Baghdad Dengan menyingkap cadar Dan ketika kubalah kenapa Ia tak…

Puisi: Pengantin (Karya Amien Wangsitalaja)

Pengantin (1) Aku gemas pada hud hud yang gemetar mengabarkan pesonamu Aku gemas pada pemilik ilmu yang berhasil menyatakan singgasa…

Puisi: Etnofotografi (Karya Amien Wangsitalaja)

Etnofotografi Sekerumun etnik mengasah pisau menaikkan panji dan buku sejarah lapuk berdebu orang tidak membaca cara musa menjagal pe…

Puisi: Bulan (Karya Amien Wangsitalaja)

Bulan intiplah bulan itu , ukhti kerana ia tersenyum saat kurangkum dalamnya dekap dan kau mulai bercerita dengan ceria tentang tempa…

Puisi: Khalifah Umar (Karya Amien Wangsitalaja)

Khalifah Umar (- Abdurrahman Wahid) Suatu malam umar mencuri gandum dari gudang negara (karena di sudut …

Puisi: The End of Capitality (Karya Amien Wangsitalaja)

The End of Capitality lagi-lagi aku ditampar oleh logika kapitalisme seorang kawan ingin berkonsultasi tentang rindu ia mendatangi ban…

Puisi: Jalaluddin Rumi (Karya Amien Wangsitalaja)

Jalaluddin Rumi (1) aku yang kehilangan kekasih kini nemukan cinta sebab mentari memang tak tertangkap selain cahaya aku merindukan …

Puisi: Roman Anak (Karya Amien Wangsitalaja)

Roman Anak (1) ada anak lahir suatu hari saat orang berkhalwat di kantor menyusun peta negeri ia lahir ditimang supremasi moneter …

Puisi: Fatima Mernissi (Karya Amien Wangsitalaja)

Fatima Mernissi Sesekali aku menjamah fatima mernissi ia paham syahwat lelaki Fatima mencari nafkah aku memperindah meja tamu dan …

Puisi: Rumah (Karya Amien Wangsitalaja)

Rumah Kurasakan hangat dadamu hangat dada fatimah karena kisahku menyerupai bocah yang berlumuran darah melintasi gurun menyeberangi fi…

Puisi: Ramadhan (Karya Amien Wangsitalaja)

Ramadhan kupercaya hadirmu memperbesar kemungkinan luruhnya angkuh redamnya dendam dan bersama waktu …
© Sepenuhnya. All rights reserved.