Puisi: Kwatrin buat GL (Karya Gunoto Saparie) Kwatrin buat GL mengibaskan rambut gondrongmu kau pun terkekeh mengapakah teater harus menjadi suatu agama?…
Puisi: Rambut Curian (Karya Joko Pinurbo) Rambut Curian Aku beruntung bisa mencuri sehelai rambutmu dan menanamnya di tubuhku sampai tumbuh subur da…
Puisi: Menit (Karya Avianti Armand) Menit Di kotak telepon, cahaya membiru seperti memar. Di dering ketiga, kita sama-sama tahu – huruf-huruf setebal kitab itu tak akan …
Puisi: Di Tanah Pekuburan (Karya Diah Hadaning) Di Tanah Pekuburan Bahkan di tanah pekuburan nenekku tak lagi kunikmati konsentrasi lantunkan doa puja-puji k…
Puisi: Racun Putroe Neng (Karya Mahdi Idris) Racun Putroe Neng Ia telah menyusup dalam tubuhnya, lepaskan inti racun yang mematikan. Si nenek telah menyumpal mantra dingin dalam rusukn…
Puisi: Oratio Funebris (Karya Remy Sylado) Oratio Funebris Segala jisim yang sudah ada, baru apa lama sama rapuh di batas resia hail esok-habis dibanc…
Puisi: Sajak Zaman (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Sajak Zaman Di atas panggung kulihat gadis seksi menari-nari tanpa busana menjulurkan selendang ia menghamp…
Puisi: Nama Kalian Terpahat dalam Hati (Karya Yanti Harbi) Nama Kalian Terpahat dalam Hati Nak…. Enam tahun tergilas begitu saja Membekas kenang dalam dada Menyisakan rindu akan canda tawa Kami paksakan melep…
Puisi: Sang Perantau (Karya Isbedy Stiawan ZS) Sang Perantau sang perantau selalu rindu pulang sebab dalam dirinya ialah rumah, pembaringan, dan segala cinta yang tiap waktu menanti: kau…