Postingan

Puisi: Apa Kabar? (Karya Aspar Paturusi)

Apa Kabar? kumulai hari ini dengan langkah pasti kemana? siang hari hujan sangat lebat kaki enggan melangkah malam hari serasa kian sendiri bercakap …

Puisi: Tahun, Tahun, Tahunku (Karya Aspar Paturusi)

Tahun, Tahun, Tahunku * ada yang lama ada yang baru yang lama milik siapa yang baru milik siapa siapa pada yang lama siap…

Puisi: Kabut Ranah Minang (Karya Aspar Paturusi)

Kabut Ranah Minang kabut tebal sembunyikan singgalang dan merapi awan tak dihias sinar mentari senja dari balik gunung ketika g…

Puisi: Selamatkan Dirimu (Karya Aspar Paturusi)

Selamatkan Dirimu dapatkah engkau merangkul hening ketika sendiri melangkah ke kamar sementara badai mengamuk di luar bagai…

Puisi: Bisakah Begini Negeri Hamba (Karya Aspar Paturusi)

Bisakah Begini Negeri Hamba terasa melayang tubuhku seputar ka’bah berada dekatnya segalanya berubah indah kubawa pula batinku mengitari rumah Allah …

Puisi: TAMU (Karya Aspar Paturusi)

TAMU bukalah pintu rumah selebarnya siapa pun tamu kita terimalah, mama bukalah pula pintu hati setulusnya tamu datang menyug…

Puisi: Seusai Magrib (Karya Aspar Paturusi)

Seusai Magrib tuntas sudah semua doa sarat harapan bahkan mimpi padahal kau berkata jangan hanya berdoa bangkit, bangkit da…

Puisi: ISTANA (Karya Aspar Paturusi)

ISTANA dari jendela apa yang kau pandang lembah telah tertutup longsoran tanah gunung tak henti mengepulkan asap lembah dan g…

Puisi: Pada Akhirnya (Karya Aspar Paturusi)

Pada Akhirnya pada akhirnya kita sendirian menemui-Nya jadi janganlah gentar pada sepi pada akhirnya kita sendiri memberikan …

Puisi: DAMAI (Karya Aspar Paturusi)

DAMAI angin laut, kabar apa gerangan dari seberang hembusanmu perlahan terasa lembut dan segar pantai masa kecil di sana sering…

Puisi: Mimpi dan Dunia Nyata (Karya Aspar Paturusi)

Mimpi dan Dunia Nyata sekat-sekat mimpi sekat-sekat dunia nyata melebur jadi satu sepanjang waktu demikian derap kehidupa…

Puisi: Sepetak Kenangan (Karya Aspar Paturusi)

Sepetak Kenangan tinggal tanah kosong di depanku masihkah tersimpan masa kanakku saat-saat indah di kampung halaman ketika sawah masih luas terbentan…

Puisi: Dunia Nyata di Depanmu (Karya Aspar Paturusi)

Dunia Nyata di Depanmu lahan perburuan apa di kota selalu mengerakkan langkahmu dari gang ke gang sepanjang jalan dari kantor…
© Sepenuhnya. All rights reserved.