Puisi: Cemasku Cemas Jepara Cemas Muria (Karya Diah Hadaning) Cemasku Cemas Jepara Cemas Muria Kota tua dalam kesiur mahoni rumah tua dalam kesiur kenari diam-diam sembunyikan dalam-dalam cemas langit…
Puisi: Doa Orang-Orang Sederhana (Karya Diah Hadaning) Doa Orang-Orang Sederhana Tuhan Yang Maha Segalanya dengarlah doa kami jauhkan kami dari keangkuhan teknologi di kota keratin ada seminar …
Puisi: Penalaran (Karya Diah Hadaning) Penalaran ( 1 ) Anak-anak lahir dari rahim tercemar dibesarkan mimpi-mimpi dalam layar kaca tumbuh jadi benalu, parasit dan me-angsa Anak-…
Puisi: Untuk Hadiah Potret Dinding, Terima kasih, Man (Karya Taufiq Ismail) Untuk Hadiah Potret Dinding, Terima kasih, Man Sebuah potret berwarna, begitu indah komposisinya Tajam fokusnya dan total presentasinya Panora…
Puisi: Pascakebenaran (Karya Melki Deni) Pascakebenaran Gadis itu tidak percaya kekasihnya mati sementara duduk di kantor yang sibuk 24 jam itu. Ia langsung bilang kematian hanyalah soal tek…
Puisi: Kremasi (Karya Melki Deni) Kremasi Yang aku takut mati di dunia teknologi ini adalah kehadiran kalian yang tak tahu berduka sebab kematianku hanyalah perkara teknis Yang aku ta…
Puisi: Mesin dan Robot (Karya Wing Kardjo) Mesin dan Robot (1) Mesin-mesin dan robot bekerja lebih baik daripada buruh tak perlu makan, tak perlu minum, tak perlu tidur, bisa bekerja pe…
Puisi: Anak-Anak yang Berubah (Karya Diah Hadaning) Anak-Anak yang Berubah Anak-anak telah tumbuh oleh rabuk kimiawi Anak-anak telah pintar bilang tidak dar…
Puisi: Mimbar (Karya Taufiq Ismail) Mimbar Dari mimbar ini telah dibicarakan Pikiran-pikiran dunia Suara-suara kebebasan Tanpa ketakutan Da…
Puisi: Kesaksian Anak Lanang bagi Ibu Bumi (Karya Diah Hadaning) Kesaksian Anak Lanang bagi Ibu Bumi Lembangkan keluh bumi, anak lanang dengan segala rahmat dan pahalanya tembangkan dendam bumi, anak lanan…
Puisi: Doa maha kecil kepada Allah Yang Maha Besar (Karya Raedu Basha) Doa maha kecil kepada Allah Yang Maha Besar Tuhan, kasihanilah orang-orang kecil tipis kerempeng dada mereka rentap terhimpit harga terti…
Puisi: Berteduh di Bawah Mobil Terbang (Karya Muhammad Ridwan Tri Wibowo) Berteduh di Bawah Mobil Terbang Seorang yang katanya datang dari masa depan berkata padaku, "Waktu aku hidup di abad ke-22, aku pernah berteduh …
Puisi: Kepada Para Cendekia (Karya Arifin C. Noer) Kepada Para Cendekia Maafkanlah saya, para cendekia, yang purba ataupun yang baru saja Dunia semenjak didirikan oleh kasih-Nya tak pernah berubah hak…