Tradisi Unik Lebaran di Jepara: Kelezatan Kuliner, Budaya, dan Kebahagiaan Bersama

Perayaan Lebaran di Jepara bukan hanya sekadar rangkaian acara, tetapi juga sebuah perjalanan budaya yang memperkaya jiwa dan menguatkan ikatan ...

Setiap tahun, hari raya idul fitri membawa bersamaan momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Lebaran tidak hanya merupakan perayaan hari raya agama islam, tetapi juga sebuah peristiwa budaya yang memperkaya keseharian masyarakat. Saat tiba di Jepara menjelang Lebaran, aroma harum dari makanan khas jepara segera menyambut.

Makanan khas Lebaran Jepara memang memiliki daya tarik tersendiri. Mulai dari ketupat yang diisi dengan opor ayam yang gurih, hingga aneka kue tradisional khas jepara yang manis gurih, setiap hidangan mengundang selera dan nostalgia akan masa kecil.

Kelezatan makanan ini bukan hanya sekadar menyantap, tetapi juga sebuah pengalaman yang memperkaya jiwa dan menguatkan rasa kebersamaan.

Makanan Khas Larut
sumber: ainurrohmahh31

Makanan khas Lebaran Jepara merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Salah satu yang paling terkenal adalah larut dan sagon, dua jenis kue tradisional yang sangat populer di Jepara.

Larut, terbuat dari bahan dasar ketan dan gula merah, memiliki tekstur yang renyah dan memiliki rasa manis sedikit gurih.

Sagon, yang terbuat dari kelapa parut dan gula merah, juga memiliki cita rasa yang khas dan lezat.

Kedua kue ini menjadi hidangan wajib yang menghiasi meja makan saat Lebaran tiba. Kelezatan dan keunikan rasa kue-kue ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mengingatkan akan tradisi dan kehangatan keluarga.

Pawai Tongtek
sumber: kompasiana.com

Pawai tongtek adalah salah satu tradisi yang sangat dinantikan dalam perayaan Lebaran di Jepara. Tongtek, alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, menjadi kunci utama dalam menciptakan nuansa magis di malam takbir.

Suara tongtek yang khas mengiringi langkah pemuda-pemuda yang berjalan mengelilingi desa sambil mengucapkan takbir dan syair-syair religius. Suasana yang tercipta begitu kental akan khidmat dan kebersamaan, menciptakan momen yang tak terlupakan bagi setiap orang yang mengalaminya.

Acara halal bihalal keluarga besar
sumber: kompasiana.com

Acara halal bihalal keluarga besar menjadi momen yang paling dinantikan setelah perayaan Lebaran. Berkumpulnya seluruh anggota keluarga dari berbagai penjuru untuk bertukar cerita, berbagi tawa, dan memperkuat tali silaturahmi menjadi pengalaman yang sangat berharga.

Acara ini bukan hanya tentang bertemu dan menyapa, tetapi juga tentang mengenang kenangan indah masa lalu dan merencanakan masa depan yang penuh harapan bersama. Berkunjung kepada guru-guru waktu SD sampai SMA dengan teman-teman adalah tradisi yang masih dijaga dengan erat di Jepara.

Kunjungan ini bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada para guru yang telah berperan besar dalam pembentukan karakter, tetapi juga sebagai ajang untuk bertukar cerita, menyampaikan rasa terima kasih, dan mengenang masa-masa indah di bangku sekolah.

Acara Lomban
sumber: merdeka.com

Acara Lomban yang berisi pelarungan kepala kerbau di pantai Jepara pada tanggal 7 Syawal menjadi salah satu wujud syukur kepada Tuhan. Setiap warga membuat ketupat dan lepet sebagai tanda syukur atas limpahan rezeki yang diberikan.

Suasana pantai yang ceria dipenuhi dengan kehangatan dan kebersamaan, di mana setiap orang merasakan kedekatan dengan Tuhan dan sesama. Acara ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebuah pengingat akan pentingnya bersyukur atas segala nikmat yang diberikan.

Perayaan Lebaran di Jepara bukan hanya sekadar rangkaian acara, tetapi juga sebuah perjalanan budaya yang memperkaya jiwa dan menguatkan ikatan sosial. Lebaran di Jepara adalah perpaduan antara kelezatan kuliner, keindahan tradisi, kehangatan keluarga, dan kebersamaan dengan sesama.

Setiap tahun, momen ini tidak hanya meninggalkan kenangan manis, tetapi juga memperdalam makna syukur dan persaudaraan dalam hidup. Semoga pesona Lebaran di Jepara selalu menginspirasi dan membawa kebahagiaan bagi siapa pun yang merayakannya.

Penulis: Dian Rahmad Renaldi

© Sepenuhnya. All rights reserved.