Puisi: Surat untuk DPR (Karya Lalik Kongkar) Surat untuk DPR Aku tak akan mengaku Sekalipun anak seorang menteri Aku tak akan berpangku Meski aku dihormati Sekalipun aku seorang fakir Namun tiad…
Puisi: Mimpi Buruk (Karya Lalik Kongkar) Mimpi Buruk Pekik mengusik sunyi Pilu dan gundah menyayat menusuk sukma Kini waktu terasa hamba Dan hari seperti mati Aku tak percaya Namun semuanya …
Puisi: Enu Adalah Judul dari Puisiku (Karya Lalik Kongkar) Enu Adalah Judul dari Puisiku Masih terngiang pertemuan perdana kala itu Belum mengenal serta belum bersua Dua insan berbeda kota bertemu di saat yan…
Puisi: Bicara dalam Diam (Karya Lalik Kongkar) Bicara dalam Diam Bicara senja Tak habis kata 'tuk memuja Pada tahta jingga yang meraja Meminta hati teramat manja Kembali menunduk penuh sahaja …
Puisi: Jiwa yang Karam (Karya Lalik Kongkar) Jiwa yang Karam Ketika mulut terbius sunyi Langkah kakipun terpatri Sinaran bulan bersembunyi Hiaskan hati menyendiri Bibir terkunci Langkah rindu me…
Puisi: Nyanyian Rindu (Karya Lalik Kongkar) Nyanyian Rindu Nyanyikan lagu rindu kekasih hati Ku mendayu merdu menggores kedalam kalbu Terjebak sepi dalam lamunan rindu Menantang sepi dalam kete…
Puisi: Aku Mengaku (Karya Lalik Kongkar) Aku Mengaku Masih aku terpaku Retak muka remuk raga Merindukanmu seperti batu Tatapan mata selalu di angan Merajut rindu bergelayut Menantimu seperti…
Puisi: Menguliti Rasa (Karya Lalik Kongkar) Menguliti Rasa Laku-laku waktu yang berlalu Tanpa sedikit pun aku meminta jeda Di antara lajunya waktu Detik-detik menguliti rasa Tiada yang bisa kuk…
Puisi: Risih (Karya Lalik Kongkar) Risih Melapuk dinding berduri Menggelepak sejuta rintih Riuh dipandang Keras mengerang Tiada teluk terhening Dirampas simpul bibirnya Getar raga suk…
Puisi: Hening (Karya Lalik Kongkar) Hening Hening raga tanpa isyarat Membisukan darah dalam aliran Dalam rintik langit mulai berucap Harapan ataukah janji saja Hening sejenak dalam jiw…
Puisi: Cahaya Ilahi (Karya Lalik Kongkar) Cahaya Ilahi Tak terasa pagi pun datang Cahaya mentari bersinar terang Entah apa yang hinggap di otakku Malam panjang seperti siang Kubuka jendela be…
Puisi: Rabu yang Menyatukan (Karya Lalik Kongkar) Rabu yang Menyatukan Rabu menyatukan senja, jalan kota basah, dan secangkir kopi dalam sajak biru untuk kita nikmati Rabu pertama di bulan April, sek…