Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi T. Alias Taib

Puisi: Perempuan Kesepian (Karya T. Alias Taib)

Perempuan Kesepian perempuan yang sepi hatinya adalah secawan kopi sekawan angin di jendela tak berkepak tak beriak ia bersandar pada nasibnya disaks…

Puisi: Laut Tak Biru di Seberang Takir (Karya T. Alias Taib)

Laut Tak Biru di Seberang Takir ganas gelora laut china, keras pawana ujung disember, lemas dada tanah seberang berebut- rebut menggelinchir ke dalam…

Puisi: Pengantin (Karya T. Alias Taib)

Pengantin Mahkota kesayangannya diserahkan. Di dalam kelambu itu, bermulalah adegan dari babak berduri yang ditakuti tetapi diingini. Di atas tilam i…

Puisi: Penyanyi (Karya T. Alias Taib)

Penyanyi kurapati dunia riuhmu dunia gemuruh yang menyilaukan kumasuki dunia gemerlapmu di bawah suluhan ribuan lampu kau berdiri di situ melegarkan …

Puisi: Kotak (Karya T. Alias Taib)

Kotak (hadiah hari jadi) pada hari jadiku yang lalu langit menggugurkan sebuah kotak buatku sebuah kotak yang tidak bulat tidak pula segiempat tidak …

Puisi: Pertemuan (Karya T. Alias Taib)

Pertemuan Pertemuan berlaku         di penjuru matamu                 yang ungu                         lalu membiru. Pertemuan berlaku         dipen…

Puisi: Pandangan dari Sebuah Daratan (Karya T. Alias Taib)

Pandangan dari Sebuah Daratan langit dan laut bersetubuh di atas ranjang senja dan lahirlah sebuah kapal laut dan langit begitu berat melepaskan kapa…

Puisi: Pandangan dari sebuah Terminal Bas (Karya T. Alias Taib)

Pandangan dari sebuah Terminal Bas tidak ada yang abadi di pelabuhan riuh dan tergesa ini penumpang-penumpang tiba dan berangkat meninggalkan jemu me…

Puisi: Penulis di Tempatku (Karya T. Alias Taib)

Penulis di Tempatku ada yang menulis lebih 40 tahun tetapi karyanya tak tua-tua seperti peribadi remajanya seperti hatinya tak jemu-jemu bercinta ada…

Puisi: Rak (Karya T. Alias Taib)

Rak buku yang kutanam di kamar tulisku sehari demi sehari akarnya menjalar buku yang kusiram di perpustakaanku sehari demi sehari membesar sehari dem…

Puisi: Padi (Karya T. Alias Taib)

Padi semasa kecil dahulu kau ditanam dengan padi kini sesudah dewasa tumbuh lalang dalam tulangmu lembut angin kampung merunduk dan memelayukanmu din…

Puisi: Dua Orang Pengkritik (Karya T. Alias Taib)

Dua Orang Pengkritik dua orang pengkritik terjebak dalam perangkap polemik yang seorang berhujah dari dasar diri seorang lagi menyanggah dari luar di…

Puisi: Kekosongan (Karya T. Alias Taib)

Kekosongan hanya pohon-pohon miring hanya daun-daun kuning hanya bunga-bunga kering hanya ranting-ranting garing memenuhi taman seindah ini seindah i…

Puisi: Bunyi (Karya T. Alias Taib)

Bunyi bagaimana dapat kukeluar dari mulut pagi riuh dari raung singi lapar ini? fajar tersentak bagai gonggok dengan kicau kanak-kanak tersepit dalam…

Puisi: Sandiwara Seoul (Karya T. Alias Taib)

Sandiwara Seoul seharian angin itu         mengekoriku menjilat pipiku menyelak kulitku merarnas rambutku seharian angin itu         menegurku menden…
© Sepenuhnya. All rights reserved.