Puisi: Menonton Televisi Pagi Ini (Karya Asep S. Sambodja) Menonton Televisi Pagi Ini Gayus Lumbuun dan OC Kaligis tampil di televisi pagi ini sama-sama pakar hukum sama-sama tahu hukum sama-sama melek hukum …
Puisi: Ibu Pertiwi Bersusah Hati (Karya Asep S. Sambodja) Ibu Pertiwi Bersusah Hati seandainya duit rakyat yang dipakai studi banding anggota DPR itu dipakai untuk membantu korban bencana alam di wasior, me…
Puisi: Aku Tahu Siapa Kau (Karya Asep S. Sambodja) Aku Tahu Siapa Kau hakikat manusia adalah kata kalau kamu bilang: kerjakan! berarti kau majikan kalau kamu bilang: ya, tuan berarti kau pelayan kalau…
Puisi: Ismail dan Sumur Zamzam (Karya Asep S. Sambodja) Ismail dan Sumur Zamzam sarah, istri ibrahim yang cantik dan setia merasa kasihan pada ibrahim karena mereka tak punya anak meski usia senja sarah iz…
Puisi: Perempuan di Persimpangan Abad (Karya Asep S. Sambodja) Perempuan di Persimpangan Abad ( 1 ) pada sebuah kalender 1965 Indonesia bermandi darah Indonesia berdarah-darah Jenderal-jenderal itu diculik dan di…
Puisi: Taman Ibu (Karya Asep S. Sambodja) Taman Ibu ibu mencintai bunga seperti ia mencintai anak-anaknya ia tak ingin ada satu kuntum bunga pun yang terluka ia belai daun-daun yang mulai tum…
Puisi: Rasul Allah (Karya Asep S. Sambodja) Rasul Allah abdullah bin abdul muththalib, 18 tahun menikahi aminah binti wahbin di sebuah senja dua bulan kemudian aminah hamil dan abdullah melakuk…
Puisi: Mencoba Tidak Menyerah (Karya Asep S. Sambodja) Mencoba Tidak Menyerah "Kita harus tawakal," kata dokter. ya Allah, pucuk daun berayun-ayun ditiup angin saat hujan menderas dalam gelap ma…
Puisi: Kudeta (Karya Asep S. Sambodja) Kudeta ketika daud menjadi raja ia berlaku adil hukum ditegakkan, politik bukan panglima dan ia persiapkan sulaiman, anaknya sebagai putra mahkota ka…