Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Hillari Dita Regi

Puisi: Lengking Panjang Penjual Gentong (Karya Hillari Dita Regi)

Lengking Panjang Penjual Gentong senja kembali kelabu dalam hari-harimu tubuh tua, telanjang dada bergubet sarung pasrah terserimpung dalam hitungan …

Puisi: Membaca Bapak (Karya Hillari Dita Regi)

Membaca Bapak aku harus membaca bapak ketika rambatan usianya merangkak pada kurus ringkih tubuhnya, lamban gerak dan keterbatasan pendengarannya ser…

Puisi: Ketenteraman Burung Manggung (Karya Hillari Dita Regi)

Ketenteraman Burung Manggung ketenteraman burung manggung yang saling bersahutan di malam buta menyeruak suwung kampung. Orang-orang tertidur tetapi …

Puisi: Lezat Tahu Kupat (Karya Hillari Dita Regi)

Lezat Tahu Kupat di tengah guyuran hujan -- lezat tahu kupat terasa nikmat tahu kupat Solo, Blora, Temanggung, hingga Magelang tak pernah surut dari …

Puisi: Mata Kosong Pedagang Lincak (Karya Hillari Dita Regi)

Mata Kosong Pedagang Lincak nasibmu serupa dengan pedagang kerajinan tangan berapa hitungan jalan kampung kamu kalahkan? Sampai hujan melesat bersama…

Puisi: Rumah yang Manis (Karya Hillari Dita Regi)

Rumah yang Manis rumah yang manis itu akhirnya tegak berdiri di jepitan gang-gang yang tak terbaca pada peta termasuk jasa gofood pun harus bertanya …

Puisi: Mengenang Eyang (Karya Hillari Dita Regi)

Mengenang Eyang eyang adalah kesetiaan yang merelakan waktu tempuhnya tidak hanya untuk anak tetapi cucu ketika anak-anak eyang harus beterbangan men…

Puisi: Bahasa Ibu (Karya Hillari Dita Regi)

Bahasa Ibu bahasa ibu adalah bahasa jujur dan sederhana yang tak kenal lelah diajarkan sejak mulut kita belajar mengeja dengan irama dan nada terbata…

Puisi: Mensyukuri Gerimis Hujan (Karya Hillari Dita Regi)

Mensyukuri Gerimis Hujan sepulang menjalankan tugas - masih dalam ibadah puasa aku memburu jarum jam yang merambat pelan-pelan di tengah perjalanan, …
© Sepenuhnya. All rights reserved.