Puisi: Ketika Bertemu (Karya Rusli Marzuki Saria) Ketika Bertemu Ketika itu kami bertemu dekat jalanan Surau Kampung Saling mengangguk, lalu dia terus berjalan Aku bagai kerangka sangkar memandang ke…
Puisi: Guruh Tengah Hari (Karya Rusli Marzuki Saria) Guruh Tengah Hari Kalau mata sudah bertatapan mata Jamahan tangan waktu yang aneh terasa panasnya Isteriku memandang, di matanya terbayang: Kami tid…
Puisi: Ada Ratap Ada Nyanyi (Karya Rusli Marzuki Saria) Ada Ratap Ada Nyanyi Di kedai-kedai kopi tua Sepanjang jalanan kecil desa Ada ratap ada nyanyi Di kedai-kedai kopi tua Sepanjang jalanan kecil desa A…
Puisi: Jemarimu Menggelitik (Karya Rusli Marzuki Saria) Jemarimu Menggelitik Jemarimu menggelitik pelatuk bedil itu Kita semua memandangnya. Terlepas dari soal manusia Ah, prajurit buruan di lembah ini ber…
Puisi: Sajak-Sajak Parewa (Karya Rusli Marzuki Saria) Sajak-Sajak Parewa jangan bersedih parewa bila ayammu tewas di medan laga simpanlah taji bawa pulang kembali emas di pura "tidak, tidak! aku tid…
Puisi: Dialog Seorang Anggota DPR-GR Daerah (Karya Rusli Marzuki Saria) Dialog Seorang Anggota DPR-GR Daerah Dengan Seorang Penulis Sajak Tahun 1964 Ketika itu di atas sebuah oto reyot Dan jalanan bagai ular lapar Bapak i…
Puisi: Kita Berdatangan dengan Ragi Duka (Karya Rusli Marzuki Saria) Kita Berdatangan dengan Ragi Duka kita berdatangan dengan ragi duka menjalani jalan desa dan kota meliuk lengang kita hidupkan unggun cinta kita rema…
Puisi: Berkelok Jalan ke Maninjau Danau (Karya Rusli Marzuki Saria) Berkelok Jalan ke Maninjau Danau Berkelok jalan ke Maninjau, danau Tak kulupa wajah orang tua yang rawan Masa mudanya dihabiskan di rantau o, rantau …
Puisi: Nukilan (Karya Rusli Marzuki Saria) Nukilan kepada Rainer Maria Rilke setelah aku mengenal miang kata-katamu suaramu mendesis di padang-padang pengembaraan gema busa kata pada kematian,…
Puisi: Lambaian Tangan (Karya Rusli Marzuki Saria) Lambaian Tangan Lambaian tangan petani dalam sawah luas berlunau Di perbukitan ada api menyala dan mengilau Pemberontakan dari kerusuhan-kerusuhan Ke…
Puisi: Yang Tak Lupa (Karya Rusli Marzuki Saria) Yang Tak Lupa Bagai kelambu nestapa diriku dalamnya Berharap kepadanya dengan semua bengkalai kerja Kugenggam sajak kehidupan Tak bisa tumpas lapar t…
Puisi: Pertemuan Terakhir (Karya Rusli Marzuki Saria) Pertemuan Terakhir Dengan Seorang Kolonel Tua Rintik-rintik rinai alangkah dinginnya. Di sebuah desa bekas kubu Bonjol Dan awan hitam berat nyelimuti…
Puisi: Napas Senin-Kamis (Karya Rusli Marzuki Saria) Napas Senin-Kamis Tiap tahun kupotretkan wajah penuh tutuan Senyum sinis badan penuh kudisan Walau sinar bulanmuda lama tak singgah Kelentong-kelente…